Golkar Tak Akan Campuri Jokowi soal Pilihan Cawapres 2019

Politikus Partai Golkar, Idrus Marham, mengaku partainya tidak akan ikut campur mengenai keputusan Jokowi dalam memilih calon wakil presidennya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 16 Apr 2018, 20:02 WIB
Mensos, Idrus Marham (tengah) berada di ruang sidang pengadilan Tipikor jelang sidang tuntutan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto, Jakarta, Kamis (29/3). Sidang mendengar pembacaan tuntutan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Idrus Marham, mengaku partainya tidak akan ikut campur mengenai keputusan Joko Widodo atau Jokowi dalam memilih calon wakil presidennya pada Pilpres 2019 mendatang. Menurut Idrus, partainya menyerahkan keputusan itu kepada Jokowi.

"Maka partai Golkar tidak akan memengaruhi dukungan, apa pun kebijakan Pak Jokowi terkait cawapres itu, karena kita yakin pilihan itulah yang terbaik untuk bangsa," kata Idrus di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/4/2018).

Idrus meyakini bahwa Jokowi tetap akan meminta pendapat dari semua partai pendukungnya ketika ingin memilih cawapres nanti. Namun, ia memastikan bahwa Golkar menyerahkan sepenuhnya tentang pemilihan cawapres kepada Jokowi.

"Ya tergantung Pak Jokowi dong. Yang punya pasangan kan Pak Jokowi. Dan kita yakin Pak Jokowi pasti ngajak bicara partai-partai pendukung," ucap Idrus.

2 dari 2 halaman

Tetap Dukung Jokowi

Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, mengatakan partainya tidak akan mencabut dukungan kepada Jokowi andaikan Prabowo Subiato digaet menjadi cawapres.

"Buat kami apa pun pilihan Pak Jokowi itu harus kita hormati dan itu sama sekali tidak menggoyahkan dukungan kami ke Jokowi," kata Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Ace menilai sikap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang setuju Jokowi memilih Prabowo sebagai cawapres hanya dinamika politik di koalisi partai pendukung. "Soal misalnya upaya yang dilakukan partai lain mendesak untuk beraliansi dengan Prabowo ya itu menurut saya bagian dari dinamikan politik saja," terangnya.

Sejauh ini, Golkar belum diminta oleh Jokowi memberikan persetujuan untuk berduet dengan Prabowo dan bergabung dengan Gerindra di Pemilu Serentak 2019.

"Sejauh ini belum," tegas dia.

Meski demikian, Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini menyebut peluang Jokowi berduet dengan Prabowo cukup kecil. Hal ini karena Prabowo telah menyatakan siap diusung menjadi calon presiden.

"Namun kan kita sudah baca sikap tegas Prabowo beliau melalui partainya, partai Gerindra sudah akan menyatakan maju sebagai capres. Saya kira harus dihargai sebagai upaya untuk bagaimana kita membangun demokrasi," ucap Ace.

Dengan majunya Prabowo sebagai capres, lanjut Ace, menutup spekulasi adanya calon tunggal di Pemilu Serentak 2019. "Jadi menurut saya, kemungkinan adanya calon tunggal dalam pilpres seharusnya sudah terjawab dengan majunya Prabowo sebagai capres dari Gerindra," tandasnya.

Sebelumnya, Ketum PPP M Rommahurmuziy menyebut Jokowi sempat menawarkan Prabowo sebagai cawapres Pilpres 2019 mendatang. Jokowi menanyakan perihal rencana itu kepada Romi. Saat itu, Romy langsung mengatakan setuju.

Padahal, semua pimpinan partai pendukung Jokowi tak ada yang setuju dengan rencana menggaet Prabowo sebagai cawapres.

"Saya langsung bilang setuju," tegas Romi.

Prabowo merasa terhormat karena mendapatkan tawaran dari Jokowi untuk menjadi cawapres. Bisa dikatakan, lanjut Romi, Prabowo merespons positif tawaran Jokowi itu.

Alasan Joko Widodo ingin menggandeng Ketua Umum Partai Gerindra sebagai calon wakil presiden adalah untuk menjaga keutuhan NKRI.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya