Liputan6.com, Jakarta Work-life balance menjadi salah satu hal yang diperhatikan banyak orang dalam menjalani kehidupan personal dan profesionalnya. Hal tersebut mencakup banyak hal dan salah satunya adalah perihal bagaimana interaksi antarpegawai di luar jam kerja terkait dengan urusan pekerjaan. Kota New York tengah membahas hal tersebut.
Melansir halaman Observer pada Senin (26/3/18), Rafael Espinal sebagai Brooklyn Councilman mengajukan usulan aturan Right to Disconnect pada beberapa waktu lalu. Pada usulan tersebut, tindakan perusahaan untuk mewajibkan pegawainya dapat dihubungi di luar jam kerja dinyatakan ilegal.
Advertisement
New York Bahas Hak Pegawai untuk Tak Dihubungi Bos di Luar Jam Kerja
“Saya pikir karena perkembangan teknologi, batas mengenai dimulai dan berakhirnya jam kerja menjadi kabur. Ada perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan hal tersebut,” ucap Espinal. Sambungnya, “Menurut saya usulan aturan ini adalah solusi yang baik bagi pihak pegawai maupun perusahaan. Dengan adanya atuan itu, para pegawai bisa memaksimalkan waktu pribadi mereka dan tak mengalami kecemasan sehingga akan dapat bekerja optimal nantinya.”
Dalam usulan aturan itu, bos dan anak buahnya akan tetap dapat berkomunikasi mengenai pekerjaan di luar jam kerja asalkan hal tersebut disepakati oleh kedua belah pihak secara sukarela. “Yang menjadi tujuan dari usulan aturan ini adalah bahwa pegawai memiliki dukungan kekuatan untuk memutuskan apakah dirinya bersedia dihubungi di luar jam kerja atau tidak,” jelas Espinal.
Advertisement
New York Bahas Hak Pegawai untuk Tak Dihubungi Bos di Luar Jam Kerja
Usulan aturan itu juga berisi mengenai mekanisme denda bagi perusahaan yang mewajibkan pegawainya untuk tetap berkomunikasi soal urusan pekerjaan di luar jam kerja. Menurut juru bicara Wali Kota Bill de Blasio, usulan aturan itu kini tengah ditinjau.
*Bio
