Klub Menggunakan APBD Berpotensi Korupsi

Tim sepakbola profesional yang menggunakan dana APBD akan memunculkan potensi politis maupun korupsi karena manajemen keuangan tak terbuka atau transparan.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jun 2011, 17:53 WIB
Liputan6.com, Solo: Tim sepakbola profesional yang menggunakan dana Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD) akan memunculkan potensi politis maupun korupsi. Pasalnya manajemen keuangan tak terbuka atau transparan dalam mengelola dana APBD yang mengalir untuk membiayai klub.

Demikian diungkapkan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Apung Widadi dalam diskusi "Revolusi PSSI wujudkan Sepak Bola Bersih" di Solo, Jawa Tengah, Ahad (12/6). Menurut Apung, sebanyak 18 tim atau klub yang menggunakan dana APBD prestasinya tidak bisa stabil. Karena, klub itu ketergantungan terhadap dana pemerintah daerah.

Selain itu, kata dia, dugaan politis dan korupsi juga muncul di PSSI yang tidak transparan mengelola dana dari FIFA. Salain itu, kata Apung, yang lebih penting yakni membersihkan Kompetisi Liga Sepak Bola Indonesia dari mafia pengaturan skor, suap, dan korupsi.

Oleh karena itu, lanjut dia, perlunya menutup hulu permasalahan yakni menghentikan APBD untuk klub. Ini sesuai dengan Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 bahwa APBD tidak dianggarkan untuk klub bola. Menurut dia, ICW akan ikut mengawasi kegiatan kongres PSSI di Solo untuk memperjuangakan seoak bola bersih.(ANT/JUM)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya