Siap-Siap, Indonesia Akan Alami Hari Tanpa Bayangan Maret Ini

Indonesia akan mengalami hari tanpa bayangan atau hari nir-bayangan pada Maret dan September 2018. Apa yang terjadi?

oleh Sunariyah diperbarui 14 Mar 2018, 18:21 WIB
Ilustrasi matahari. (kingofwallpapers.com)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan mengalami peristiwa alam menarik pada Maret ini. Pada 21 Maret 2018, Matahari akan berada tepat di atas ekuator atau garis khatulistiwa.

Indonesia yang terletak di garis ekuator, mengalami kejadian ini dua kali dalam setahun. Peristiwa berikutnya terjadi pada 23 September 2018.

Saat peristiwa ini terjadi, seseorang yang berada di wilayah khatulistiwa akan merasakan Matahari berada hampir tepat di atas kepala pada waktu tengah hari.

Kejadian ini akan mengakibatkan tidak adanya bayangan. Istilahnya adalah hari nir-bayangan atau hari tanpa bayangan.

"Peristiwa ini terjadi karena Bumi beredar mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari. Garis edar Bumi berbentuk agak lonjong, sehingga Bumi kadang bergerak lebih cepat dan kadang bergerak lebih lambat," demikian pernyataan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jasyanto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/3/2018).

 

Dampak kulminasi matahari yang berada pada garis khatulistiwa membuat suhu udara lebih panas.
2 dari 3 halaman

Posisi Matahari

Tak hanya equinox, fenomena alam kulminasi matahari yang menyebabkan bayangan menghilang juga terjadi di Tugu Khatulistiwa. (Liputan6.com/Raden AMP)

Bidang edar Bumi disebut sebagai bidang ekliptika. Bidang ini miring 23,4 derajat terhadap bidang ekuator Bumi.

Karena itu, Matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya.

Perubahan posisi tampak Matahari menyebabkan perubahan musim di Bumi. Misalnya empat musim di daerah subtropis dan musim kering-basah di wilayah Indonesia.

Pada 20 Maret 2018 pukul 23.15 WIB, Matahari akan tepat berada di atas ekuator. Peristiwa ini dikenal sebagai vernal equinox (vernus=musim semi, equus=sama, noct=malam) karena pada hari itu, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam.

Di daerah ekuator, misalnya di Kota Pontianak, Matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox, sehinga sebuah tugu tegak akan terlihat tidak memiliki bayangan.

Sementara pada 21 Maret 2018, Matahari akan mencapai titik puncak atau kulminasi pada pukul 11.50 WIB. Setelahnya, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.

Fenomena yang sama akan terjadi saat autumnal equinox (autumn=musim gugur), pada 23 September 2018.

 

3 dari 3 halaman

Festival Hari Nir-Bayangan

Hari nir bayangan dan waktu kulminasi di beberapa kota besar di Indonesia. (LAPAN)

Hari nir-bayangan ini tidak hanya terjadi di Pontianak atau kota-kota yang dilewati garis ekuator saja, tapi juga terjadi di kota-kota yang berada di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara.

Pada hari nir-bayangan 21 Maret 2018 ini, Lapan akan berpartisipasi dalam Festival Hari Nir-Bayangan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Festival tersebut akan berlangsung hingga 23 Maret 2018. Lapan akan menyajikan pertunjukan planetarium mini, pameran, dan ceramah edukasi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya