Indonesia Tanda Tangani Kontrak Beli 11 Jet Tempur Sukhoi Rusia

Indonesia telah menandatangani kontrak senilai 1 miliar dolar untuk membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2018, 06:27 WIB
Tiga pesawat Sukhoi saat mengudara di langit Jakarta, Rabu (20/12). Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kasad Jenderal Mulyono dan Kasal Laksamana Ade Supandi menjajal pesawat tersebut. (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah menandatangani kontrak senilai 1 miliar dolar AS untuk membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia, kata seorang pejabat pada Sabtu, 17 Februari 2018.

Penandatanganan kontrak yang tepatnya bernilai US$ 1,14 miliar itu, dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari 2018, kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Indonesia, Totok Sugiharto, seperti dikutip dari VOA Indonesia (18/2/2018).

"Dua pesawat Sukhoi akan diserahkan bulan Agustus tahun 2018," kata Totok.

Enam pesawat lagi akan diserahkan 18 bulan setelah kontrak mulai berlaku, dan tiga pesawat sisanya pada lima bulan setelah itu, ucap sang jubir.

Kendati demikian, bentuk pembayaran pesawat itu belum diumumkan secara detail.

Kontrak itu dicapai setelah pada Agustus 2017 lalu, Indonesia berusaha mempertukarkan minyak sawit, kopi dan teh dengan pesawat tempur Rusia -- memanfaatkan sanksi internasional yang dijatuhkan terhadap Moskow sebagai daya tawar bagi Jakarta.

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas tuduhan mencampuri Pilpres AS 2016 dan aneksasi Krimea oleh Negeri Beruang Merah.

Di sisi lain, Kementerian Perdagangan Indonesia mengatakan sanksi itu dapat menguntungkan RI, karena Rusia terpaksa mencari pasar baru sebagai sumber impor atas ketiga komoditas itu -- sawit, kopi, dan teh.

2 dari 2 halaman

Sejak 2015

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengacungkan jempol di atas pesawat Sukhoi sebelum lepas landas di landasan pacu Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (20/12). (Liputan6.com/Pool/Agus)

Kontrak pembelian jet tempur Sukhoi itu telah tercantum dalam agenda bilateral pertahanan kedua negara sejak 2015.

Sebuah komisi kerja sama dan teknis militer telah memulai pembicaraan pada akhir November 2015 di Jakarta untuk membahas rincian kontrak itu, yang mencakup alih teknologi.

Seperti dilaporkan oleh majalah The Diplomat yang terbit di Washington DC, hukum Indonesia mengatur bahwa sedikitnya 35 persen teknologi pesawat itu perlu dialihkan ke RI sebagai bagian dari kesepakatan pertahanan.

Semula Indonesia mempertimbangkan untuk membeli 16 pesawat tempur baru. Jumlah itu turun menjadi 10 pesawat. Menurut laporan berbagai media, kedua pihak akhirnya menyepakati pembelian delapan pesawat, dengan opsi pembelian dua pesawat Su-35 lagi pada masa depan.

Kontrak yang sedang dinegosiasikan itu juga mencakup pelatihan pilot dan alih pengetahuan melalui program pertukaran militer.

TNI AU telah mengoperasikan sejumlah pesawat Rusia, termasuk 11 Su-30 dan lima Su-27.

Su-35 akan menggantikan jet tempur buatan Amerika F5 E / F Tiger II, yang telah digunakan oleh TNI-AU sejak tahun 1980-an dan dipensiunkan beberapa tahun lalu.

Angkatan Udara Indonesia juga mengoperasikan 14 pesawat tempur F-16A / B yang lebih canggih dan dijadwalkan akan menerima 10 lainnya pada akhir 2018.

Seperti dilaporkan oleh The Diplomat pada Januari 2017, Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia kala itu, Marsekal Hadi Tjahjanto, menjelaskan bahwa sejauh ini belum ditentukan pilihan untuk pengadaan jet tempur tersebut.

Dikabarkan bahwa TNI AU masih mempertimbangkan jet-jet tempur buatan Barat termasuk SAAB JAS39 Gripen dari Swedia dan varian lebih canggih pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.

Secara keseluruhan, TNI AU berniat membeli sedikitnya 16 jet tempur baru dengan perkiraan harga sekitar US$ 1,5 miliar.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya