Bangun Tidur, Wanita Amerika Terbangun dengan Aksen Khas Inggris

Michelle Myers, seorang warga Amerika Serikat, terbangun dan mendapatkan aksen yang berbeda. Apa sebabnya?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Feb 2018, 19:00 WIB
Sering merasa sakit kepala saat bangun tidur? berikut penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta Michelle Myers, wanita dari Arizona, baru saja bangun dari tidurnya ketika menemukan hal yang berbeda dari dirinya. Aksen bicaranya berubah.

Dia mengaku tidur dengan "sakit kepala yang membuatnya buta" dan terbangun dengan aksen Inggris. Walaupun begitu, Myers bukanlah orang dari Inggris ataupun negara lainnya di Britania Raya. Dia adalah orang Amerika Serikat.

Dilansir dari Live Science pada Selasa, (13/2/2018), semua orang kaget mendengarkan aksen yang berbeda ketika Myers berbicara.

"Semua orang seperti melihat dan mendengar Mayy Poppins," katanya pada KNXV.

Ini bukanlah pertama kalinya dia terbangun dengan aksen yang berbeda. Sebelumnya, Myers terbangun dengan aksen Irlandia dan berikutnya dengan aksen Australia. Namun, kedua aksen tersebut hanya berlangsung selama seminggu.

Menurut The University of Texas (UT), Dallas, Myers didiagnosis mengidap foreign accent syndrome (FAS), atau sindrom aksen asing. Sebuah gangguan di mana seseorang mengalami perubahan mendadak dalam cara bicara mereka sehingga terdengar seperti mereka bicara dengan aksen lain.

Menurut UT Dallas, kondisi semacam ini didapatkan oleh stroke atau cedera otak traumatis. Meskipun orang dengan FAS memiliki cara bicara yang mudah dimengerti, aksen mereka bisa berubah-ubah tergantung waktu.

Contoh yang paling mudah adalah ketika pengucapan kata "ya" menjadi "yah".

 

Simak juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Jarang Terjadi, Bukan yang Pertama Kali

Ilustrasi stroke

Menurut U.S. National Library of Medicine, tidak jelas apakah Myers pernah mengalami stroke atau kerusakan otak lain. Namun, dia memiliki kondisi yang disebut Ehlers-Danlos Syndrome. Kondisi yang bisa mengakibatkan persendian menjadi lebih longgar, kulit melar, mudah emar, serta mudah pecahnya pembuluh darah.

FSA sendiri jarang terjadi. Menurut penelitian pada tahun 2011, hanya sekitar 60 kasus terjadi dalam seabad terakhir. Walaupun begitu, kasus semacam ini bukanlah yang pertama kalinya.

Virginia tahun 2010 dikejutkan dengan seorang wanita yang bicara dengan aksen Rusia, setelah jatuh dari tangga. Selain itu, seorang perempuan dari Ontario, Kanada, berbicara aksen lain setelah terkena stroke.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya