Lambaian Tangan Terakhir Korban Bus Maut di Tanjakan Emen

Juju tak menyangka, lambaian tangan itu merupakan terakhir dari 26 rombongan yang meninggal dunia dalam peristiwa itu.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 11 Feb 2018, 16:46 WIB
Kesedihan kerabat serta keluarga saat prosesi penguburan massal korban kecelakaan bus di Tanjakan Emen Subang di TPU Legoso Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/2). Kecelakaan di Tanjakan Emen menewaskan 27 orang. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan maut menimpa sebuah bus yang mengangkut puluhan rombongan Koperasi Permata Ciputat di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Sabtu 10 Februari 2018 sore. 27 Orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam peristiwa ini.

26 Korban tewas di antaranya merupakan warga Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten yang merupakan penumpang bus tersebut.

Salah satu anggota rombongan, Juju (43) mengatakan, para korban kecelakan maut yang berada di bus satu sempat melambaikan tangan ke arahnya. Juju sendiri berada dalam rombongan bus nomor tiga yang berangkat belakangan.

"Semua di bus satu dadah-dadah (melambaikan tangan), karena memang jalan duluan kan. Itu yang membekas banget," kenang Juju saat menghadiri pemakaman salah satu korban di Taman Pemakaman Legoso, Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Minggu (11/2/2018).

Juju tak menyangka, lambaian tangan itu merupakan terakhir dari 26 rombongan yang meninggal dunia dalam peristiwa itu. Dia juga tak menyangka bus yang terguling di Tanjakan Emen bagian dari rombongannya.

Dua bus rombongan yang ada di belakangnya berhenti. Para penumpangnya syok begitu melihat bus yang celaka adalah salah satu rombongannya. Tak banyak yang berani turun untuk menolong.

Juju melihat sudah ada sejumlah warga yang berusaha menolong. Ia pun mencoba memberanikan diri turun dari bus dan mendekat ke lokasi kejadian kecelakaan maut. Namun Juju tak bisa berbuat banyak.

"Saya waktu itu enggak ngenalin itu Bu Tety Sumiati (salah satu korban tewas). Karena memang sudah bengkak posisinya. Dia minta duduk disandarin," kata dia.

Tety akhirnya meninggal dunia saat sempat dirawat di Rumah Sakit setempat.

Juju juga sempat melihat bocah berusia sekitar lima tahun duduk di atas bus yang terguling. Entah siapa yang membantu mengevakuasi bocah tersebut. Menurut dia, rata-rata anak kecil di bus tersebut tak mengalami luka berarti.

"Saya juga nggak ngerti dia keluar dari mana. Tahu-tahu udah di luar aja. Itu anaknya temen aku. Alhamdulillah ibunya selamat," ucap Juju.

2 dari 2 halaman

Kronologi Kecelakaan Maut

Seorang keluarga korban di liang lahat saat penguburan massal korban kecelakaan bus Tanjakan Emen Subang di TPU Legoso Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (11/2). Prosesi dihadiri oleh keluarga, kerabat, serta masyarakat. (Liputan6.com/JohanTallo)

Bus pariwisata bernopol F 7959 AA terguling di Tanjakan Emen, Subang. Ada dugaan bus tersebut mengalami rem blong saat berada di turunan itu.

Polisi menyebut bus sempat berjalan tak terkendali. Sewaktu melintas jalan yang menurun dan berkelok berjalan tidak terkendali menabrak kendaraan sepeda motor.

"Karena cuaca sedang bagus, jadi diduga rem blong," kata Kapolres Subang Muhammad Joni.

Namun, polisi masih menyelidiki penyebab pastinya. Malam itu, polisi masih fokus pada evakuasi korban.

Lurah Pisangan Timur, Idrus Asenin, mengatakan bus tersebut maksimal terisi di 59 kursinya. 

Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat menurunkan tim Road Accident Rescue and Traffic Accident Analysis (RAR-TAA), untuk memastikan penyebab kecelakaan maut di Kabupaten Subang yang menewaskan 27 orang itu . 

Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Kombes Prahoro mengatakan, tim tersebut akan diturunkan langsung Sabtu 10 Februari 2018 malam ke lokasi kejadian.

"Malam ini langsung diturunkan. Sistem kerjanya menggunakan teknologi PC Crash untuk mengetahui gambaran saat terjadi kecelakaan," kata Prahoro saat dihubungi.

‎"Nantinya akan mengunakan drone untuk memotret dan merekam lokasi kecelakaan, nanti bisa diketahui secara visual sebelum dan sesudah kecelakaan. Namun karena kondisinya malam jadi kita lihat nanti, jika tidak memungkinan dilanjut besok," ucap Prahoro.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya