Liputan6.com, Jakarta: Pergerakah harga minyak mentah untuk perdagangan Kamis sore ini (31/3) tercatat mengalami kenaikan. Naiknya kembali harga minyak tidak terlepas dari adanya laporan bahwa kondisi keamanan di Suriah kembali memanas, menyusul berita yang menyebutkan bahwa selama adanya aksi perlawanan menentang pemerintah, jumlah korban jiwa telah mencapai 60 orang.
Kondisi perlawanan yang terjadi di Suriah hampir sama dengan yang terjadi di negara Timur Tengah lainnya. Presiden Suriah, Bashar al-Assad di protes oleh banyak demonstran yang menuntut adanya aksi tindakan hukum kepada koruptor dan juga menetapkan kebebasan berpendapat.
Minyak berjangka saat ini naik 71 sen menjadi 104,98 dollar AS per barel, dengan level support sebesar 104,49 dollar AS per barel dan level resistant sebesar 105,52 dollar AS per troy ons. Sedangkan minyak mentah jenis Brent naik 65 sen menjadi 115,78 dollar AS per barel.
Menurut analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan harga minyak diperkirakan akan masih berpeluang mengalami kenaikan. Membaiknya data ekonomi AS di sektor tenaga kerja diperkirakan akan berlanjut menyusul klaim pengangguran untuk pekan lalu diprediksi akan mengalami penurunan. (vibiznews.com/mla)
Kondisi perlawanan yang terjadi di Suriah hampir sama dengan yang terjadi di negara Timur Tengah lainnya. Presiden Suriah, Bashar al-Assad di protes oleh banyak demonstran yang menuntut adanya aksi tindakan hukum kepada koruptor dan juga menetapkan kebebasan berpendapat.
Minyak berjangka saat ini naik 71 sen menjadi 104,98 dollar AS per barel, dengan level support sebesar 104,49 dollar AS per barel dan level resistant sebesar 105,52 dollar AS per troy ons. Sedangkan minyak mentah jenis Brent naik 65 sen menjadi 115,78 dollar AS per barel.
Menurut analisa dari Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting, pergerakan harga minyak diperkirakan akan masih berpeluang mengalami kenaikan. Membaiknya data ekonomi AS di sektor tenaga kerja diperkirakan akan berlanjut menyusul klaim pengangguran untuk pekan lalu diprediksi akan mengalami penurunan. (vibiznews.com/mla)
