Tanggapan Keras 2 Cagub Jatim soal Murid Pukul Guru hingga Tewas

Ia meminta polisi mengusut dan menindak tegas pihak yang bersalah atas kasus penganiayaan yang menewaskan seorang guru.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Feb 2018, 10:02 WIB
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengapresiasi berdirinya Omah Jaman Now yang ada di Jalan Bali Nomor 24, Kota Surabaya, Jumat (2/2/2018). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Dua calon gubernur (cagub) Jawa Timur (Jatim) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa menanggapi kasus dugaan murid yang memukul gurunya hingga tewas di Sampang Madura, Jawa Timur, Jumat, 2 Februari 2018. 

Gus Ipul mengaku prihatin dan menyayangkan penganiayaan seorang murid terhadap guru di Sampang, Madura, yang berujung kematian. Ia meminta polisi mengusut dan menindak tegas yang bersalah atas kasus itu.

Selain itu, kata Gus Ipul, Dinas Pendidikan, Jawa Timur, harus untuk mengevaluasi proses belajar-mengajar di sekolah tersebut, sehingga kejadian serupa tidak terulang.

"Tentu saya prihatin sekaligus sedih karena kejadian ini berlangsung di sekolah, tempat menuntut ilmu dan akhlak. Dinas Pendidikan Provinsi harus melakukan evaluasi," kata Gus Ipul.

Evaluasi diarahkan untuk memperbaiki atau membuat peraturan tentang hubungan guru dan murid agar kejadian kekerasan tidak terulang lagi.

"Untuk kasus hukumnya, kata Gus Ipul, biar pihak kepolisian mempelajari dan mengusut tuntas kasus itu,” kata Gus Ipul.

Sementara itu, cagub Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa kasus tersebut harus menjadi pembelajaran serius bagi semua instansi pendidikan. Sekolah tak boleh hanya fokus pada persoalan disiplin ilmu pengetahuan, tetapi juga harus membenahi moral dan perilaku anak.

"Ini pekerjaan rumah kita bersama. Mendidik anak jangan hanya sekadar transfer knowledge, tetapi juga transfer of attitude. Sehingga anak tidak hanya menguasai disiplin ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki akhlak yang baik," tutur Khofifah.

Cagub Jatim itu mengakui, persoalan moral dan akhlak masih menjadi problem serius pendidikan di Indonesia. Sekolah kadang hanya fokus membuat anak pandai, tapi abai terhadap perilaku dan moral mereka. Karena itu, seringkali banyak anak pandai namun tidak memiliki akhlak yang baik.

"Itu kenapa Pak Jokowi (Presiden) selalu menekankan revolusi mental (karakter). Ini karena masih ada problem karakter di anak-anak kita. Anak harus diberi pendidikan moral, sehingga dia bisa hormat kepada orangtua, hormat kepada guru, dan hormat kepada yang sudah sepuh (tua)," kata Khofifah.

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Pemulihan Psikologi Anak

Cagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (31/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Khusus mengenai proses hukum terhdap pelaku, Khofifah juga berharap polisi menggunakan Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Ini karena yang bersangkutan masih berstatus anak.

"Pada proses hukum selanjutnya, perlu juga ada psikososial teraphy (pemulihan psikologi). Ini penting agar kasus tersebut tidak memunculkan trauma,” ucap Khofifah.

Pemulihan psikologi ini, ucap Khofifah, bukan hanya untuk pelaku, tetapi juga keluarganya dan bahkan keluarga korban. Tujuannya, agar kasus penganiayaan tersebut tidak lantas menghantui pikiran mereka yang pada akhirnya memunculkan trauma dan bahkan dendam.

"Namanya trauma bisa muncul kapan saja. Maka ini harus ikut ditangani. Bisa dari Pemkab Sampang sendiri, atau kalau tidak ada ya dari pemeritah provinsi," ujar Khofifah.

Terhadap keluarga korban, Khofifah juga menyampaikan turut berbelasungkawa. "Mudah-mudahan keluarga yang ditinggal tabah. Dan untuk korban, semoga husnul khatimah," ucap Khofifah.

 

 

3 dari 3 halaman

Tak Terima Ditegur

Sosok guru Budi yang meninggal karena dianiaya siswanya. (Sumber Foto: Instagram)

Kejadian kekerasan murid menimpa guru Seni Rupa SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura. Guru yang menjadi korban itu bernama Ahmad Budi Cahyono, meninggal dunia di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Sebelumnya, almarhum mengalami tindak kekerasan dari seorang murid, berinisial MH.

Insiden berawal dari ruang Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun,  Kamis, 1 Februari 2018 kemarin. Budi mengajar mata pelajaran Seni Rupa sekitar pukul 13.00 WIB.

Versi cerita yang beredar di media, siswa MH disebut-sebut tidak fokus memperhatikan materi pelajaran yang diajarkan. Guru Ahmad Budi Cahyono menegur siswa itu.

Namun kejadian itu justru memicu perselisihan antara keduanya. Disebut-sebut siswa MH memukul almarhum. Setelah pulang ke rumah, korban ternyata mengalami pingsan kemudian dilarikan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya. Korban diduga mengalami mati batang otak dan meninggal dunia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya