Israel: 82.000 Pasukan Suriah Dikendalikan oleh Iran

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Israel menyebut bahwa Iran tengan membangun basis militer di Suriah.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 26 Jan 2018, 16:04 WIB
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, berpidato dalam sebuah kesempatan - AFP

Liputan6.com, New York - Duta besar Israel untuk PB, Danny Danon, berkata dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan bahwa ia mendapat bocoran informasi, Iran berencana mendominasi Suriah. Selain itu, Iran juga disebut mengancam kedaulatan Israel dan meneror demokrasi di muka Bumi.

"Iran berniat menjadikan seluruh Suriah sebagai basis militer terbesarnya di dunia. Faktanya, Iran kini berusaha mengacaukan segala aspek di Suriah," jelas Danon sebagaimana dikutip dari laman CNN pada Jumat (25/1/2018).

Di kesempatan yang sama, Danon juga mengkritik perjanjian internasional untuk mengurangi sanksi terhadap Iran, dengan imbalan menurunkan intensitas program nuklirnya. Menurutnya, hal itu dianggap sebagai tanda negara-negara Eropa kini melakukan kerja sama dengan Iran, dan sangat mungkin memicu agresi.

Tujuan Iran, menurut Danon, adalah menghancurkan Israel dan mengacaukan kawasan Timur Tengah. 

Namun setelahnya, Danon berujar bahwa Iran juga berambisi menguasai dunia. Ia menyarankan seluruh komunitas internasional untuk menaruh perhatian terhadap isu Iran.

"Meskipun tujuan serangan Iran yang pertama adalah Israel, tapi ke depannya sangat mungkin negara-negara Anda," jelas Danon.

Tudingan tersebut langsung ditanggapi oleh Duta Besar Iran untuk PBB, yang menyebut Amerika Serikat (AS) dan Israel bertanggung jawab terhadap kekacauan di Timur Tengah.

"Iran Israel lebih suka membuat dan menyebarkan Iran-phobia, dan hal ini telah menjadi obsesi serta histeria bagi mereka," jelas Duta Besar Gholamali Khosroo.

"Kami telah mendengar tudingan tersebut hari ini, dan sekian debat dalam beberapa bulan terakhir. Histeria ini diharapkan mampu mendorong negara-negara lain menghabiskan uang untuk memberi ‘aneka senjata cantik’ buatan AS. Tidak ada niat dari mereka untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah." Jelas Khosroon panjang lebar.

 

2 dari 2 halaman

Iran Mengendalikan 82.000 Militan Suriah

Anggota pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, mengibarkan bendera Suriah di antara puing bangunan yang hancur karena gempuran senjata selama perang saudara berlangsung, di kompleks Masjid Umayyad, Aleppo, 13 Desember 2016. (REUTERS/Omar Sanadiki)

Dalam sebuah sesi yang awalnya bertujuan untuk membahas negosiasi antara Isarel dan Palestina. Danon justru fokus membahas tentang isu Iran.

Surat kabar New York Times menulis, Danon memulai curhatan drama, mengatakan di hadapan Dewan Keamanan, ada beberapa bocoran informasi spesifik yang menunjukkan Iran berusaha membangun pangakalan militer di Suriah.

"Ada sekitar 82.000 pasukan yang berada langsung di bawah otoritas Iran di Suriah," uajr Danon.

Ia merinci komposisi pasukan tersebut terdiri dari 3.000 anggota Korps Pengawal Revolusi Islam, 9.000 anggota Hizbullah, dan 10.000 anggota militan Suriah yang direkrut dari seluruh wilayah Timur Tengah, termasuk Irak, Afghanistan, dan Pakistan.

Ditambahkannya, Iran juga memberi komando secar alangsung terhadap 60.000 pejuang lokal Suriah.

"Ini adalah bukti nyata yang tidak bisa diabaikan. Militer Iran aktif melatih para militan ekstremis dan menjadikan Suriah sebagai pangkalan startegisnya," lanjut Danon menjelaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya