Misteri Nama Penerima Uang E-KTP di Buku Setya Novanto

Saat dipertegas isi catatan tersebut merupakan penerima uang e-KTP, Setya Novanto tak mau menjelaskan lebih jauh.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 25 Jan 2018, 13:33 WIB
Terdakwa dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto menyimak keterangan saksi Charles Sutanto Ekapradja pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (22/1). Sidang menghadirkan sejumlah saksi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Terdakwa kasus dugaan korupsi e-KTP Setya Novanto atau Setnov menyembunyikan buku catatan miliknya saat akan menghadiri sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat. Setnov melakukannya agar isi buku tersebut tak diketahui awak media.

"(Buku catatan) diumpetin. Kalian bisa tahu itu isinya kan," ujar Setnov sebelum sidang dimulai di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2018).

Mantan Ketua DPR ini biasanya membuka catatan miliknya sebelum sidang. Catatan tersebut diduga berisikan nama-nama penerima bancakan proyek senilai Rp 5,9 triliun itu. Kini buku catatan itu tak terlihat di tangannya.

"Kalian bisa pancing-pancing di belakangan, ketahuan kesorot deh isinya," kata Setnov.

Saat dipertegas isi catatan tersebut merupakan penerima uang e-KTP, Setnov tak mau menjelaskan lebih jauh. Dia juga hanya tertawa saat dipertegas apakah penyidik KPK sudah mengetahui catatan itu.

"Diumpetin sekarang. Sudahlah, sudah (mau) mulai (sidang), ya," ujar Setnov.

2 dari 2 halaman

Berharap Hanura Akur

Setya Novanto keluar dari Gedung KPK setelah Gempa Guncang Jakarta (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Tak hanya soal kasus korupsi e-KTP, Setnov juga berkomentar tentang kisruh yang dihadapi Partai Hanura. Setnov menyarankan agar tak terjadi dualisme kepemimpinan di partai besutan Wiranto itu.

"Ya seperti dulu Golkar, kita kumpulkan, dari mulai yang senior, generasi muda kita kumpulkan semua, supaya bisa akur. Semua demi kepentingan bangsa dan negara," jelas Setnov.

Menurut dia, jika terjadi perpecahan dalam sebuah partai yang tak kunjung selesai, salah satu cara menanggulanginya adalah dengan saling mengalah antara satu dan yang lainnya.

"Ya, harus ada yang saling mengalah gitu," kata Setnov.

Apalagi, kisruh di internal Partai Hanura terjadi menjelang Pemilu 2019. Setnov berharap, petinggi Partai Hanura tak mengorbankan para kader dan anggota lainnya.

"Kita harapkan Hanura bisa hadapi pilkada dan pilpres, kita harapkan suasananya bisa sama. Mudah-mudahan Hanura juga bisa selesai dengan cepat, karena kalau sudah perpecahan itu kita Golkar juga mengalami, yang kasihan itu adalah anggota-anggotanya," pungkas Setnov.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya