Naik Terbatas, IHSG Mampu Tembus Rekor Tertinggi di 6.500

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat pertahankan penguatan di tengah aksi jual investor asing pada awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jan 2018, 16:16 WIB
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Jumat (29/12). Angka tersebut naik signifikan apabila dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi baru pada awal 2017. Akan tetapi, penguatan IHSG menjadi terbatas di tengah minimnya sentimen.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (22/1/2018), IHSG naik tipis 9,63 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.500,52. Indeks saham LQ45 menguat 0,15 persen ke posisi 1.101. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 197 saham mendaki sehingga mengangkat laju IHSG. Sementara itu, 151 saham melemah dan 129 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.529,20 dan terendah 6.484,20.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 117,60 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.341. Nilai transaksi harian saham Rp 8,8 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham tambang naik 2,54 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian menanjak 1,28 persen, dan sektor saham barang konsumsi menguat 0,54 persen. Sedangkan sektor saham aneka industri melemah 0,98 persen, dan catatkan pelemahan terbesar.

Saham-saham yang catatkan penguatan di awal pekan antara lain saham LEAD naik 17,78 persen ke posisi Rp 106 per saham, saham MBSS melonjak 16,33 persen ke posisi Rp 855 per saham, dan saham FINN menanjak 13,46 persen ke posisi Rp 177 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INTP melemah 4,98 persen ke posisi Rp 21.450, saham EXCL melemah 4,76 persen ke posisi Rp 3.000, dan saham LPPF turun 3,41 persen ke posisi Rp 10.625.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG kembali cetak rekor tertinggi baru di 6.529 secara intraday. Penguatan IHSG itu di tengah aksi jual investor asing dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Masih positifnya pergerakan sejumlah harga komoditas, terutama harga minyak mentah memberikan imbas positif pada pergerakan saham pretambangan," ujar Reza.

Ia menambahkan, masih ada berita positif dari sejumlah emiten turut membantu pencapaian IHSG di teritori positif.

Sebagian besar bursa saham Asia menguat kecuali indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,72 persen. Sementara itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,43 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,03 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,39 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,54 persen dan indeks saham Taiwan melonjak 0,72 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Cetak Level Tertinggi 6.511 pada Sesi I

Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju perkasa di sesi pertama perdagangan saham pada awal pekan ini. Bahkan, IHSG kembali cetak rekor baru secara intraday.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin 22 Januari 2018, IHSG naik 20,73 poin atau 0,32 persen ke posisi 6.511,82. Indeks saham LQ45 menguat 0,33 persen ke posisi 1.103. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Ada sebanyak 190 saham mendaki sehingga mengangkat laju IHSG. Sementara itu, 125 saham melemah dan 135 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.524,17 dan terendah 6.484,12.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 214.344 kali dengan volume perdagangan saham 6,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,2 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 79,62 milair di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.336.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham tambang naik 2,66 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian menanjak 0,98 persen dan sektor saham perdagangan menguat 0,69 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham LEAD menanjak 13,33 persen ke posisi Rp 102 per saham, saham MBSS melonjak 12,93 persen ke posisi Rp 830 per saham, dan saham ADRO mendaki 6,88 persen ke posisi Rp 2.330 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham WSKT susut 2,28 persen ke posisi Rp 2.570 per saham, saham EXCL tergelincir 2,22 persen ke posisi Rp 3.080 per saham, dan saham INTP melemah 1,88 persen ke posisi Rp 22.150 per saham.

Bursa Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,14 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,19 persen, indeks saham Singapura menguat 0,13 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,63 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,92 persen dan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,18 persen.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini. Aliran dana investor asing yang masuk ke pasar saham Indonesia akan menjadi katalis positif untuk IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpeluang menguat ditunjang oleh aliran dana investor asing yang masih terlihat terus terjadi.

William menilai, investor asing melihat Indonesia menjadi tempat investasi yang menarik didukung kondisi ekonomi yang stabil. Sentimen lainnya yaitu dari rilis kinerja emiten secara tahunan yang diperkirakan membaik sehingga jadi katalis positif untuk IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.278-6.523 pada awal pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Senin pekan ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya