Halangi Istri Nongkrong di Pub, Pria Inggris Ini Beri Ancaman Bom

Seorang suami yang cemburu menelepon sebuah pub dan memberikan ancaman bom palsu untuk menghentikan istrinya keluar malam.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Jan 2018, 13:01 WIB
Pub Duke of Wellington di Minehead, Inggris. (Google)

Liputan6.com, Somerset - Seorang suami yang cemburu menelepon pub Duke of Wellington di Minehead, Inggris, dan memberikan ancaman bom palsu pada 25 November 2017. Hal itu semata-mata ia lakukan untuk menghentikan istrinya keluar malam.

Akibat ancaman bom palsu itu, pub di Somerset tersebut pun terpaksa kehilangan 840 pound sterling atau sekitar Rp 15,5 juta.

Dikutip dari BBC, Kamis (18/1/2018), pria berusia 42 tahun itu, Mo Ahmed, mengaku melakukan dua ancaman bom palsu sebanyak dua kali dan diberi hukuman percobaan di Pengadilan Tinggi Exeter, Inggris.

Di pengadilan, Ahmed mengaku bahwa dirinya marah karena istrinya pergi keluar sementara dia mengerjakan dua pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.

Pasangan tersebut membuka toko suvenir pada Agustus 2017. Namun pada bulan November, mereka hanya mendapatkan 20 pound sterling atau sekitar Rp 370 ribu per hari.

Ahmed kemudian bekerja di sebuah restoran di Tiverton, Devon, Inggris, untuk membayar uang sewa dan sejumlah tagihan. Ia pun merasa kecewa saat mengetahui bahwa istri pergi ke pub pada tengah malam.

 

2 dari 2 halaman

Dihukum Enam Bulan Penjara

Akibat ulah Ahmed, polisi harus mengevakuasi 25 pengunjung pub dan 130 pelanggan bar pada pukul 01.00 waktu setempat.

"Dia merasa terganggu karena istrinya menghabiskan uang saat dirinya harus bekerja untuk membayar tagihan. Ketika dia tahu istrinya pergi ke Wetherspoons, dia marah dan frustasi dan ingin menghancurkan malamnya," demikian laporan percobaan tersebut.

"Dia tidak mempertimbangkan efeknya pada pub atau layanan darurat."

Atas perbuatannya, Ahmed dijatuhi hukuman enam bulan penjara--ditangguhkan selama setahun. Ia pun diperintahkan untuk membayar kompensasi 840 pound sterling atau sekitar Rp 15,5 juta dan melakukan 120 jam kerja masyarakat yang tak dibayar.

"Panggilan ini pasti akan dilacak karena berasal dari telepon genggam Anda sendiri. Saya memberi tahu Anda bahwa Anda benar-benar merasa malu dan seharusnya begitu," ujar hakim Geoffrey Mercer.

"Itu cara berpikir yang aneh. Itu adalah hal yang luar biasa untuk dilakukan," ucap hakim Mercer.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya