Kemhan: Intaian Drone Jadi Ancaman Nyata

Kemenhan menyatakan, intaian pesawat nirawak ini menjadi antisipasi tersendiri.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 29 Des 2017, 22:14 WIB
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pertahanan Marsma TNI Yusuf Jauhari. (Liputan6.com/Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data dan Informasi  Kementerian Pertahanan (Kapusdatin Kemhan "")) Marsma TNI Yusuf Jauhari mengatakan, ancaman cyber kini masuk lewat ranah media sosial dan drone. Menurut dia, tingkat ancaman ini mencapai taraf mengkhawatirkan.

"Media sosial sudah menjadi hal mengkhawatirkan, masuk ranah cyber. Lalu (intaian) drone juga masuk ranah cyber dengan ancaman nyata," kata dia dalam diskusi Kemhan di Restoran Seribu Rasa, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).

Jauhari menjelaskan, intaian pesawat nirawak ini menjadi antisipasi tersendiri. Karenanya, Kemenhan ke depan akan membuat kebijakan yang memiliki batasan soal drone.

"Drone saya kira disadari semua pihak, membuat kebijakan dan Kemenhan membuat batasan (untuk penggunaan drone)," papar dia.

Antisipasi Kemenhan ini prosesnya digodok bersama seluruh instansi terkait. Baik TNI, Polri, dan Kementerian Informasi Komunikasi.

"Banyak langkah harus kami tempuh dengan melibatkan semua pihak, supaya mencegah ancaman-ancaman yang baru lagi," dia menutup.

Sejauh ini, aturan penggunaan drone baru dibeleid oleh Kementerian Perhubungan. Saat itu, Menteri Perhuhungan Ignatius Jonan, menerbikan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak yang disahkan pada 12 Mei 2015.

Dalam salinan peraturan yang diterima disebutkan, Peraturan Menteri itu dikeluarkan guna meningkatkan keselamatan penerbangan terkait pengoperasian drone di ruang udara.

 

2 dari 3 halaman

Alutsista

Tentara melakukan aksi terjun payung dalam Peringatan HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, Kamis (5/10). TNI menampilkan sejumlah atraksi memukau para prajurit serta kecanggihan sejumlah alutsista. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu terkait dengan capaian program alutsista dalam tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan menggembirakan. Capaian tersebut berada di angka 50,9 persen.

"Alutsista mencapai 50,9 persen, perbedaannya adalah menghitung progres on track," papar kata Staf Ahli Menhan Bondan.

Tiara merinci pengadaan alutsista seperti KRI Bimasuci dan Tank Leopard.

 

3 dari 3 halaman

Jumlah Apache Bertambah

AH-64E Apache Guardian. Analisis yang dilakukan terhadap helikopter serbu ini didasarkan kepada kombinasi penilaian beberapa faktor. (Sumber wonderlist.com)

Sementara Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kemenhan Brigjen TNI Totok Sugiharto mengungkapkan, pada 2018 alutsista seperti helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat jumlahnya akan genap sesuai pemesanan.

"Minggu lalu sudah datang tiga unit, berikutnya 2018 akan datang lagi lima unit. Total delapan unit. Jadi tahun depan full (sesuai pesanan)," jelas Totok.

Terkait pengadaan Pesawat Sukhoi, Totok menyatakan pihaknya sedang menunggu progres. Menurut dia, ada dinamika yang tengah diselesaikan dengan pihak produsen

"(Sukhoi) ada dinamikanya tinggal kita nanti lihat progresnya dengan Rusia tinggal tanda tangan kontrak," dia menutup.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya