Marak Geng Motor, Mensos Minta Orangtua Rutin Cek Isi Tas Anak

Menteri Sosial Khofifah turut berkomentar mengenai maraknya aksi kriminalitas yang dilakukan remaja yang tergabung dalam geng motor.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 30 Des 2017, 07:19 WIB
Puluhan anak geng motor di Garut insaf setelah terjaring razia. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa turut berkomentar mengenai maraknya aksi kriminalitas yang dilakukan remaja yang tergabung dalam kelompok atau geng motor.

Khofifah prihatin terhadap aksi penjarahan yang dilakukan oleh Geng Jepang alias Jembatan Mampang beberapa waktu lalu di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Mirisnya, mayoritas pelaku masih berusia remaja dan di bawah umur.

"Mereka ini Generasi Z, di bawah milenial sebetulnya, anak-anak remaja. Saya khawatir ini bagian dari proses perilaku imitatif mencari identitas diri," ujar Khofifah usai melantik sejumlah pejabat Eselon I Kemensos, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2017).

Menurut dia, remaja seperti ini cenderung ingin melakukan hal yang heboh demi mendapat pengakuan. Termasuk dengan melakukan kekerasan dan tindak kriminal lainnya dengan kedok geng motor.

"Ketika dia tidak melakukan hal yang heboh (khawatir) dianggap tidak top. Nah, ini berarti ada ruang yang kosong," kata Khofifah.

 

2 dari 3 halaman

Perhatian Bersama

Puluhan anak geng motor di Garut insaf setelah terjaring razia. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ruang kosong ini yang harus menjadi perhatian bersama, terutama orangtua masing-masing anak. Orangtua dan lingkungan keluarga menjadi faktor paling penting untuk mengantisipasi maraknya kriminalitas di usia remaja.

Tingginya pemberitaan mengenai geng motor dan sekelompok remaja yang melakukan kejahatan jalanan diharapkan mampu meningkatkan perhatian orangtua terhadap anaknya.

"Paling sederhana kalau anaknya keluar rumah atau sekolah di dalam tas coba dicek. Saya dulu menyampaikan ke beberapa teman saya, ternyata dia temukan golok di tas sekolah anaknya (usia) SMA, SMP," ucap Khofifah.

 

3 dari 3 halaman

Tak Jaminan

Aparat Polres Garut, Jawa Barat, menjaring 86 remaja anggota geng motor dalam razia bersandi Cipta Kondisi. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Langkah tersebut perlu dilakukan oleh seluruh orangtua. Sebab, anak yang terlihat diam di rumah tidak menjadi jaminan baik ketika berada di luar rumah atau saat bersama teman-temannya.

"Karena itu, kewaspadaan para orangtua dan guru ini harus betul-betul memberikan monitoring lebih intensif dan memberikan basis nilai yang lebih kuat, agar mereka bisa bermanfaat bagi orang lain," Khofifah menandaskan soal pencegahan geng motor.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya