Ngeri, Ini Bahaya Selalu Menggendong Bayi Sambil Diayun

Menggendong bayi sambil diayun, ternyata sangat tidak dianjurkan. Sebelum menyesal, cari tahu yuk apa yang akan terjadi.

oleh Doddy Irawan diperbarui 21 Des 2017, 10:30 WIB
Seorang pegulat sumo amatir ikut menangis saat dia menggendong bayi yang juga menangis di Tokyo, Jepang, (30/5/2015). Kontes ini merupakan kontes untuk suara bayi dengan tangis yang paling kencang. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Jakarta Banyak salah kaprah yang kerap terjadi sehari-hari dan tanpa kita sadari. Salah satunya mengenai cara menggendong bayi.

Ketika bayi rewel dan menangis, tak jarang kita melihat ibu yang mengayun atau mengguncang sang buah hati. Tujuannya mungkin baik, menenangkan bayi agar ia mau berhenti menangis atau membuatnya tidur. Padahal, tindakan itu sangat berbahaya.

Mengayun, menggoyang, atau mengguncang bayi ternyata bisa menyebabkan shaken baby syndrome.

Menurut dr Sepriani Timurtini Limbong dalam tulisannya di KlikdokterShaken baby syndrome atau populer disebut abusive head trauma merupakan cedera otak yang disebabkan guncangan hebat di kepala.

Ketika bayi mengalami guncangan, otak mengalami pergeseran dan bisa membentur tulang tengkorak. Hal paling rawan terjadi saat salah menggendong bayi adalah terjadinya robekan saraf dan pembuluh darah yang mengakibatkan perdarahan otak. Sindrom ini paling sering terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun, di mana ukuran kepala mereka masih cenderung lebih besar dibanding tubuhnya.

Seandainya tahu akibatnya, tentu Anda tak ingin menjadi orangtua yang dihantui rasa bersalah. Semua ayah dan bunda pasti ingin memiliki anak yang normal dan tumbuh dengan sehat.

 

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

2 dari 4 halaman

Gejala shaken baby syndrome

Menggendong bayi harus hati-hati karena kemampuan motorik serta ototnya masih tergolong lemah.

Gejalanya shaken baby syndrome sangat bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat.

Gejala ringan contohnya bayi jadi rewel atau mengantuk, anak menjadi sulit makan dan wajahnya tampak pucat. Sementara gejala beratnya adalah muntah terus-menerus, sesak napas, kejang, kelumpuhan, penurunan kesadaran, bahkan kematian karena perdarahan otak.

Meskipun dampaknya serius, shaken baby syndrome adalah kondisi yang bisa dicegah. Jika bayi menangis, Anda harus mencari tahu penyebabnya.

Menggendong bayi bukan satu-satunya solusi. Boleh jadi sang buah hati lapar atau popoknya sudah basah kuyup. Ketika solusinya sudah ditemukan, tentu bayi Anda akan berhenti menangis.

 

3 dari 4 halaman

Perbaiki cara menggendong bayi

Dua pesumo menggendong bayi yang menangis selama Festival Nakizumo atau kontes bayi menangis di kuil Kamegaike-Hachiman, Jepang, Minggu (14/5). Lebih dari 100 bayi mengikuti kontes menangis yang diyakini bisa membuat bayi sehat. (Toru YAMANAKA/AFP)

Setelah tahu bahaya yang akan ditimbulkan, Anda pasti akan memperbaiki cara dalam menggendong bayi. Menurut dokter Sepriani, sebaiknya jangan mengayun bayi terlalu kencang meskipun untuk menenangkannya atau membuat ia terlelap. alangkah baiknya, gunakan ayunan khusus bayi yang bisa berayun dengan lembut.

Bagaimana jika  bayi Anda diasuh oleh orang lain? Tolong beri tahu pengasuh seputar bahaya shaken baby syndrome. Tujuannya  agar pengasuh bayi bisa lebih berhati-hati saat menggendong bayi Anda. Hilangkan lelah dan amarah saat menenangkan bayi. Bayi menangis tentu saja ada yang ingin ia sampaikan atau keluhkan. Atau bisa jadi ia sedang butuh perhatian dan belaian mesra orangtuanya.

 

 

4 dari 4 halaman

Cegah bahaya kematian

Ilustrasi (iStock)

Mengayun-ayun atau mengguncang bayi dengan lembut sekali pun, menurut dr Dina Kusumawardhani dari Klikdokter, bisa menyebabkan kematian pada bayi.

Selain kematian, ada bahaya yang timbul. Mulai dari perdarahan otak dan mata, kebutaan, kelumpuhan, dan epilepsi.

Dokter Dina menjelaskan ukuran kepala bayi cenderung lebih besar dibanding tubuhnya dan memiliki leher yang lemah sehingga tak bisa menahan tekanan akibat guncangan.

Otak bayi juga sangat rapuh. Saat diayun, otak dapat membentur tulang tengkorak dan menyebabkan lebam, bengkak, sampai perdarahan di otak atau retina mata.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya