Liputan6.com, Jakarta: Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta Kamis pagi (20/1) bergerak melemah ke posisi Rp9.068, atau turun 6 poin dibanding pada posisi rupiah sebelumnya yang berada di kisaran Rp9.062.
"Melemahnya harga saham pada perdagangan kemarin berimbas pada pergerakan rupiah hari ini, pelaku pasar mengganti instrumen investasi untuk masuk ke dolar AS," kata Pengamat pasar uang Farial Anwar.
Pelaku pasar terutama pelaku asing beralih menempatkan dananya ke dolar AS yang dianggap sudah rendah nilainya dibanding mata uang lain termasuk rupiah.
Namun melemahnya rupiah menurut Farial hanya bersifat sementara, karena sentimen negatif dolar AS juga datang, seperti spekulasi bahwa data pasar perumahan AS masih akan menunjukkan pelemahan.
Sementara, upaya China untuk meredam laju perekonomian yang berpotensi memicu inflasi mulai menampakkan hasil.
"Salah satu sentimen positif yang membayangi untuk menaikkan rupiah juga datang dari dalam negeri. Informasi dari Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate, red)," katanya.
Farial memprediksi, Bank Indonesia akan menaikkan BI rate dalam waktu dekat untuk menjaga kestabilan inflasi ke masa depan. (ANT/MLA)
"Melemahnya harga saham pada perdagangan kemarin berimbas pada pergerakan rupiah hari ini, pelaku pasar mengganti instrumen investasi untuk masuk ke dolar AS," kata Pengamat pasar uang Farial Anwar.
Pelaku pasar terutama pelaku asing beralih menempatkan dananya ke dolar AS yang dianggap sudah rendah nilainya dibanding mata uang lain termasuk rupiah.
Namun melemahnya rupiah menurut Farial hanya bersifat sementara, karena sentimen negatif dolar AS juga datang, seperti spekulasi bahwa data pasar perumahan AS masih akan menunjukkan pelemahan.
Sementara, upaya China untuk meredam laju perekonomian yang berpotensi memicu inflasi mulai menampakkan hasil.
"Salah satu sentimen positif yang membayangi untuk menaikkan rupiah juga datang dari dalam negeri. Informasi dari Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate, red)," katanya.
Farial memprediksi, Bank Indonesia akan menaikkan BI rate dalam waktu dekat untuk menjaga kestabilan inflasi ke masa depan. (ANT/MLA)
