Pengamat: Jenderal Gatot Bisa Gerus Suara Prabowo di Pilpres 2019

Gatot Nurmantyo punya posisi strategis di Pilpres 2019. Manuvernya selama ini diduga diamini Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 20 Okt 2017, 17:32 WIB
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo punya peran strategis dalam Pilpres 2019. Jokowi, ujar dia, punya keuntungan bila menggandengnya sebagai Cawapres.

Strategi itu berpotensi memenangkan Jokowi. Sebab, sosok Gatot berpeluang menggerus suara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Manuvernya menarik segmen pemilih baru untuk Pak Jokowi, dan saling melengkapi sipil militer. Islam dan satunya Islam moderat," Burhanuddin membeberkan analisisnya di Warung Solo, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2017).

Dia menyebut Gatot mempunyai loyalitas pada Jokowi. Bahkan, Burhanudin menduga manuver yang dilakukan Gatot selama ini diamini Jokowi.

"Diam-diam Pak Jokowi menikmati manuver politik dari Panglima TNI," ucap Burhanuddin.

Manuver Gatot, kata dia, bisa menambah suara bagi Jokowi di 2019. Sebab, basis suara yang ditarik Gatot bukan dari basis yang sama dengan Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

 

 

2 dari 2 halaman

Pesaing Jokowi

Pendukung atau relawan Presiden Joko Widodo yang tergabung dalam Projo mulai menakar lawan serius di Pilpres 2019. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dianggap sebagai saingan terdekat.

"Prabowo serius karena punya partai, yang lain enggak punya. Makanya kami perhitungkan Pak Prabowo sebagai lawan serius," ucap Ketua Umum Projo Budi Ari Setiadi dalam diskusi "Siapa Wapres Jokowi 2019" di Warung Solo, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2017).

Ia menegaskan, Prabowo sebagai pemimpin partai telah menginstruksikan kadernya mempersiapkan diri pada 2019. Projo memandang langkah itu perlu diantisipasi.

Budi menjadikan Pilkada DKI sebagai pelajaran. Ia menyebut banyak masyarakat yang puas dengan kinerja salah satu calon, tapi tak memilih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya