Pembangunan Dikebut, Uji Coba MRT Direncanakan Desember 2018

Untuk pembangunan MRT fase 1, terdapat 13 stasiun yang terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 17 Okt 2017, 17:16 WIB
Suasana pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di kawasan Cilandak, Selasa (5/9). DPRD DKI Jakarta menyetujui pembiayaan proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) fase 2 rute Bundaran HI-Kampung Bandan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tengah mengebut pembangunan konstruksi fase 1, dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, mengatakan, hingga 30 September 2017, perkembangan kontruksi mencapai 80,16%. Rinciannya, pembangunan stasiun elevated (layang) 70,16%, dan underground (bawah tanah) 90,26%.

Sedangkan, pemasangan railway, trackwork, rolling stock mencapai 45,09%. Karena itu, Silvia menargetkan, akhir Oktober 2017 perkembangan konstruksi MRT mencapai 83-85%.

"Oktober akhir bisa 83-85 %," ujar Silvia di Jakarta, Senin (16/10/2017).

Silvia menjelaskan, setelah pembangunan fisik fase 1 yang melintasi 13 stasiun dan sepanjang 16 kilometer ini selesai Desember 2018, MRT Jakarta dapat disimulasikan untuk publik.

"Penggunaan untuk publik Maret 2019, Desember-Februari kita cari titik kekurangannya," kata dia.

Untuk pembangunan fisik fase 1 yang meliputi 13 stasiun dan sepanjang 16 kilometer, terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah.

Stasiun layang antara lain Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sedangkan, stasiun bawah tanah stasiun bawah tanah yakni Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Pembangunan MRT jalur Lebak Bulus-Bundaran HI itu diperkirakan mampu melayani 173.400 penumpang setiap hari. Total tempuh rute ini adalah 30 menit dengan jarak antarkereta lima menit sekali.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Membudayakan Berjalan Kaki

Nantinya, kata Silvia, MRT Jakarta terdiri dari enam gerbong dan dua gerbong tengahnya tersedia tempat untuk disabilitas. Pihaknya sengaja memilih gerbong tengah untuk disabilitas karena memiliki akses langsung dengan lift.

"Satu gerbong bisa (angkut) 200-300 orang," ucap dia.

Untuk mempermudah pelanggan, nantinya tiket berupa kartu itu tidak hanya kartu MRT, melainkan lima kartu lain yang bisa digunakan. "Lima macam kartu bisa tap," ujar Silvia.

Guna mendorong warga beralih menggunakan transportasi publik seperti MRT, kata Silvia, pihaknya akan membangun trotoar yang nyaman dan aman.

Untuk tahap awal, kata dia, penataan trotoar berada di area Sudirman-Thamrin. Trotoar selebar 8-12 meter dan dilengkapi jalur sepeda, pohon rindang, tempat duduk, penerangan, hingga CCTV atau kamera pengintai.

"Pedestrian baik untuk dorong orang mau jalan dari kantornya sampai stasiun. Area Sudirman-Thamrin senyaman mungkin, supaya enggak kepikiran lagi pakai ojek," tandas Silvia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya