Rini Soemarno Ingin BUMN Bersinergi Dukung Tarif Listrik Murah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ingin adanya sinergi ‎perusahaan BUMN dalam kegiatan produksi listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Sep 2017, 19:15 WIB
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ingin adanya sinergi ‎perusahaan BUMN dalam kegiatan produksi listrik. Dengan begitu dapat mendukung PT PLN (Persero) lebih efisien, seperti arahan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam suratnya.

Rini mengatakan, paling utama dari sinergi BUMN pada sektor kelistrikan adalah penyediaan energi primer pembangkit listrik, seperti gas dan batu bara. Jika kerja sama tersebut bisa dilakukan, diharapkan PLN dapat keistimewaan harga yang lebih murah.

"Yang paling utama kalau tadi sinergi BUMN adalah untuk persediaan energi primer yaitu gasnya, batu baranya. kemudian juga harganya yang memadai," kata Rini, saat menghadiri peringatan Hari Listrik Nasional, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (28/9/2017).

Menurut Rini, harga energi primer ‎merupakan salah satu faktor agar PLN bisa lebih efisien, sehingga Biaya Pokok Produksi (BPP) tenaga listrik dapat diturunkan dan membuat tarif listrik yang dibebankan kemasyarakat tidak mengalami kenaikan.

"Sehingga harapan semua pihak termasuk Bu Menteri Keuangan dengan suratnya bahwa efisiensi bisa tercapai dan cost untuk kita menjaga sehingga tujuan. Pemerintah untuk tidak menaikkan harga tarif juga bisa tercapai," lanjut Rini.

Terkait dengan surat yang dikirim Sri Mulyani ke Rini, dia menilai surat tersebut merupakan hal yang normal.‎ Tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait dengan utang PLN, karena perusahaan tersebut memiliki aset besar dan mampu melunasi utangnya.

"Saya enggak khawatir. Terus kenapa Bu Menteri menulis surat itu? Saya bilang normal sebagai Menteri Keuangan mengingatkan kita," tutup Rini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya