Masih Konsisten di MotoGP, Zarco Sanjung Rossi

Zarco mengakui Rossi masih menjadi yang tercepat di MotoGP.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 18 Sep 2017, 07:00 WIB
Pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi masih menjadi salah satu yang terbaik di MotoGP 2017. (Jure Makovec / AFP)

Liputan6.com, Misano - Terlepas dari betapa sulitnya menambah jumlah gelar juara dunia, Valentino Rossi masih menjadi salah satu yang terbaik di lintasan MotoGP. Bahkan, hal itu juga diakui pembalap Yamaha Tech 3, Johann Zarco.

Di usia 38 tahun, tentu sulit dibayangkan bahwa Rossi masih mampu bersaing dalam perlombaan sekaliber MotoGP. Setidaknya, hampir di semua seri ia selalu menjadi kandidat peraih podium juara.

Sayangnya, kerja keras dan perjuangan Rossi belum membuahkan hasil gelar juara dunia ke-10 dalam kariernya. Sialnya, kegagalan itu didapat saat pembalap Movistar Yamaha tersebut telah begitu dekat dengan gelar juara dunia.

Tengok saja pencapaian The Doctor dalam tiga musim terakhir. Upayanya hanya berakhir dengan status runner-up. Bahkan, di musim 2015 ia gagal karena hanya terpaut lima poin dari Jorge Lorenzo.

"Saya pikir Rossi masih begitu cepat karena ia tetap nyaman di motor, bahkan di sirkuit seperti Silverstone yang sangat sulit. Kami melaju dengan cepat ke tikungan dan harus menahan motor agar tidak banyak bergerak," kata Zarco, dikutip Speedweek.



Sayang, perjuangan Rossi di MotoGP 2017 dipastikan berakhir dengan cepat. Cedera memaksanya absen selama 30-40 hari. Sebelumnya, ia pun sudah absen pada balapan MotoGP San Marino dan terancam masih absen pada MotoGP Aragon, 24 September 2017.
2 dari 2 halaman

Faktor Postur

Zarco sendiri sempat disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Rossi di Movistar Yamaha. Kualitasnya dianggap layak menggantikan Rossi jika tiba saatnya memutuskan untuk pensiun.

Johann Zarco (Yamaha Tech 3). (AFP/Jure Makovec)


Sejauh ini, Zarco masih menjadi rookie terbaik di MotoGP 2017. Hingga balapan ke-13, pembalap Prancis itu masih bertahan di urutan keenam klasemen. Itu berkat kesuksesannya enam kali finis di lima besar, salah satunya adalah podium kedua di Le Mans.

"Putaran demi putaran, kami menjadi lelah. Ia adalah seseorang yang mengontrol motor dengan sempurna dan karena itu ia tak harus banyak menggunakan badannya. Saya sendiri sedang bekerja untuk menemukan pengaturan bagus, tapi saya masih butuh waktu untuk mengerti," ungkap Zarco.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya