Terancam Sanksi, Putin Justru Ingin Perkuat Bisnis dengan Korut

Putin ingin bisa bekerja sama dalam bidang energi dengan menyalurkan pipa gas Rusia dan mengintegrasikan listrik ke Pyongyang.

oleh Vina A Muliana diperbarui 10 Sep 2017, 20:24 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (Alexei Nikolsky/Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan keputusan mengejutkan. Di tengah meningginya tensi Amerika Serikat (AS) akibat uji coba nuklir, pemimpin Kremlin ini justru mengemukakan keinginan untuk memperkuat hubungan dagang dengan rezim Kim Jong Un.

Dalam paparannya saat Eastern Economic Forum (EEF) di Vladivostok, Vladimir Putin mengatakan ingin bisa bekerja sama dengan Korea Utara dalam bidang energi.

Ia ingin bisa menyalurkan pipa gas Rusia dan mengintegrasikan listrik ke Pyongyang. Ia yakin cara ini akan mampu mengurangi tensi yang meninggi di semenanjung Korea.

"Korea Utara sedikit demi sedikit diajak untuk ikut kerja sama regional. Rusia memiliki usulan spesifik yang bisa mewujudkan hal ini," kata Putin seperti dilansir dari express.co.uk, Minggu (11/9/2017).

"Mengimplementasikan kerja sama tidak hanya keuntungan ekonomi, tapi juga bisa berkontribusi untuk menguatkan kepercayaan dan stabilitas di semenanjung Korea," lanjutnya.

Putin menilai, sanksi yang lebih ketat tidak masuk akal dan tidak akan mengubah kepemimpinan di Korea Utara. Langkah seperti itu, kata Putin, akan menyebabkan penderitaan manusia berskala besar.

"Ini sudah jelas bahwa permasalahan Korea Utara tidak bisa diselesaikan hanya dengan sanksi dan tekanan. Pihak-pihak luar juga tidak seharusnya memberi tekanan yang besar pada Korea Utara," ungkapnya.

Sebelumnya, Korea utara kembali memicu kemarahan internasional saat melakukan uji coba bom hidrogen yang dilakukan pada Minggu 3 September lalu.

Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu mengklaim melakukan tes terbaru dari alat peledak tersebut yang dirancang untuk ditempatkan dalam Peluru Kendali Balistik Antar Benua (ICBM).

Ini disebut sebagai keberhasilan dari tujuan negara itu sejak lama untuk menempatkan hulu ledak nuklir sebagai alat persenjataan mereka. Negara terisoalsi itu menuturkan bahwa tes bom hidrogen tersebut menjadi yang keenam kalinya dilakukan sejak 2006.

Tonton video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya