Temuan Mumi 375 Tahun Ungkap Penyakit Hati Tertua di Dunia

Mumi itu milik seorang pria bernama Jing Lee yang meninggal pada 1642 pada usia 63 tahun.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 04 Sep 2017, 21:00 WIB
Mumi itu milik seorang pria bernama Jing Lee yang meninggal pada 1642 pada usia 63 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Otopsi terhadap mumi abad ke-17 yang ditemukan di sebuah makam di Korea Selatan telah mengungkapkan kasus parasit hati tertua yang pernah diketahui manusia. Malahan, kemungkinan mumi tersebut meninggal karena terinfeksi parasit hati tersebut.

Mumi itu milik seorang pria bernama Jing Lee yang meninggal pada 1642 pada usia 63 tahun. Lee tinggal di masa Dinasti Joseon di mana orang-orang yang mati akan dimakamkan dengan cara dimumikan.

Setelah mendapatkan izin dari keturunannya, para periset dari Dankook University College of Medicine kemudian meletakkan tubuh berusia 375 tahun di pemindai CT. Selain menemukan bahwa hatinya terjepit ke satu sisi, para ilmuwan juga menemukan massa besar di dalam hati tepat di bawah diafragma.

Melansir dari New Scientist, tim itu kemudian mengeluarkan benjolan yang tidak biasa untuk melihatnya dan menemukan bahwa bagian itu berisi sejumlah besar telur parasit. Setelah diselidiki, telur tersebut diidentifikasi milik parasit yang dikenal sebagai Paragonimus Westermani.

Menurut penelitian yang mereka terbitkan di Journal of Parasitology, kemungkinan telur itu terbawa oleh krustasea air tawar dan saat dikonsumsi menembus dinding usus hingga masuk ke rongga peritoneal. Dari sini, kemudian parasit itu masuk ke paru-paru atau menuju hati seperti yang terjadi pada mumi Lee.

Ini berarti sebelum meninggal, Lee kemungkinan menderita paragonimiasis hati. Gejalanya termasuk demam, sakit perut, dan diare. Ironisnya, ia mungkin terjangkit penyakit tersebut setelah memakan kerang mentah.

Empat abad kemudian yakni di masa sekarang, masih saja ada orang yang terinfeksi parasit tersebut setelah memakan kepiting atau kerang yang tidak cukup dimasak. Diperkirakan, 22 juta orang terinfeksi tiap tahunnya di seluruh dunia dengan sebagian besar kasus terjadi di Asia Tenggara.

(Sul/Ul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya