Wanita Ini Meninggal Setelah Terkena Infeksi Kelinci, Apa Itu?

Meski tidak melakukan kontak dengan kelinci, wanita ini meninggal akibat infeksi kelinci.

oleh Umi Septia diperbarui 30 Agu 2017, 06:00 WIB
Kelinci ternak. (AP)

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita asal Arizona meninggal setelah terkena infeksi yang disebut demam kelinci. Wanita tersebut terkena infeksi meskipun tidak memiliki kontak langsung dengan kelinci.

Mengutip laman Fox News, Selasa (29/8/2017), wanita berusia 73 tahun pertama kali mengalami sakit pada 6 Juni 2016 dan meninggal lima hari kemudian setelah mengalami gangguan pernapasan. Hal ini dimuat dalam laporan yang dipublikasikan pada 24 Agustus 2017 oleh the Centers for Disease Control and Prevention, AS.

Penyebab kematian diketahui setelah dilakukan tes darah, hasilnya disebutkan bahwa wanita tersebut terserang demam kelinci yang juga disebut tularemia.

Demam kelinci merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Gejalanya dimulai setelah tiga hingga lima hari terkena bakteri dan meliputi demam, lesi pada kulit, sulit bernapas dan diare. Meski infeksi ini bisa berujung kematian, tapi kebanyakan infeksi dapat diobati dengan pemberian antibiotik.

Seseorang dapat terkena demam kelinci melalui gigitan serangga, bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi atau menghirup bakteri.

Wanita yang terkena demam kelinci tersebut sebelum meninggal sempat mengatakan, dirinya tidak memiliki aktivitas di luar rumah serta tidak digigit oleh serangga. Namun, sebulan sebelumnya anjingnya ditemukan sedang memakan kelinci yang sudah mati.

Setelah wanita itu meninggal, dokter melakukan tes pada anjing dan menemukan tanda infeksi dalam darah anjing tersebut. Selain itu, ditemukan pula infeksi yang menyebar pada peralatan yang dimiliki wanita tersebut. Peneliti menyimpulkan bahwa wanita tersebut terinfeksi bakteri dari anjing peliharaannya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya