Muhammadiyah Dukung Sistem Sekolah 5 Hari

Salah satu alasan Muhammadiyah mendukung sistem sekolah lima hari adalah latar pendidikan Mendikbud.

oleh Fajar Abrori diperbarui 20 Jun 2017, 10:19 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mendukung Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengenai pendidikan karakter yang diimplementasikan lewat sekolah lima hari. Dukungan tersebut diberikan karena Mendikbud Muhajir Effendi merupakan anggota Muhammadiyah.

Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan Mendikbud telah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2017 yang dasar, tujuan, dan substansinya untuk menerapkan komitmen Presiden Jokowi atau pemerintahan Jokowi-JK untuk menguatkan pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter itu perlu dukungan seluruh elemen bangsa.

"Oleh sebab itu, kita Muhammadiyah sebagai elemen bangsa ikut mendukung sepenuhnya pendidikan karakter itu," kata dia di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin malam, 19 Juni 2017.

Haedar menambahkan, implementasi pendidikan karakter itu tidak mungkin abstrak karena harus dalam bentuk sistem. Sistem tersebut mencakup sistem penyelenggara pendidikan yang ditunjukkan secara konkret melalui peraturan menteri itu, serta membawa konsekuensi lewat pendidikan intra, ekstra dan post-kurikuler serta lima hari sekolah.

"Terkait sistem lima hari sekolah ini ada yang sebagian kontroversi. Itu sudah biasa, karena setiap kebijakan kementerian, umumnya di era demokrasi ini, selalu muncul pro dan kontra yang bisa menjadi masukan," ujarnya.

Untuk persoalan ini, Haedar mengatakan PP Muhammdiyah melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah dan para ahli di bawah koordinasi PP Muhammadiyah sudah mengkaji kebijakan sekolah lima hari. Bahkan, untuk membahas dan mengkaji masalah tersebut telah digelar rapat pleno sebanyak tiga kali.

"Hasil dari rapat pleno itu Muhammdiyah menyatakan sikap mendukung sepenuhnya pendidikan karakter yang menjadi komitmen pemerintah lewat peraturan Mendikbud No 23 Tahun 2017 yang membawa konsekuensi pada lima hari sekolah," katanya.

Muhammadiyah mendukung kebijakan tersebut karena Muhadjir Effendi sebagai kader Muhammadiyah berpengalaman di dunia pendidikan cukup lama. Pihaknya menyakini keputusan tersebut yang terbaik.

"Mohon dicatat mungkin dalam sejarah Pak Muhadjir termasuk satu-satunya menteri yang basic-nya S1 IKIP, sehingga inilah menteri yang memahami betul seluk beluk dunia pendidikan. Ditambah doktornya dan pengalaman di dunia perguruan tinggi yang cukup matang di UMM," kata dia.

Haedar mengungkapkan jika Mendikbud mengambil kebijakan berdasarkan pada taat asas, prinsip, konstitusi, dan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas serta menjadi tupoksinya.

"Kami yakin bahwa Mendikbud telah berada di jalur yang tepat, benar dan betul-betul menjabarkan dan melaksanakan kebijakan Presiden mengenai karakter," ucapnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya