Menko Darmin: Ada Pedagang Kuasai 70 Persen Impor Bawang Putih

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan masalah pangan mendapat perhatian serius pemerintah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Jun 2017, 20:47 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan masalah pangan mendapat perhatian serius pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Pasokan bawang putih di Indonesia masih tergantung pada impor. Sehingga, harga bawang putih tergantung nasional tergantung pasokan dari luar negeri. Namun patut diketahui, ada pihak yang menguasai impor bawang putih di dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, ada satu importir yang menguasai 70 persen impor. Sebab itu, pemerintah melakukan pengawasan ketat pada importir ini.

"Memang ada persoalan seperti bawang putih memang agak tinggi. Tapi ini bukan market murni lagi yang dilakukan, kalau perlu kita injak kakinya kalau macam-macam. Jadi misalnya kita tahu yang impor bawang putih itu ada satu importirnya, 70 persen, orang sana juga, bukan orang sini. Kalau ada apa-apa dia kita cari. Kita bilang buka barangmu kalau tidak cabut izinnya," kata dia di Badan Anggaran DPR RI Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Bukan hanya itu, Darmin mengaku, di China saja ada kriteria bawang putih yang dikirim ke Indonesia.

"Bukan cuma itu di China ada bawang spec (spesifikasi) Indonesia, nggak tahu kenapa begitu. Besarnya berapa lingkarannya gitu, dan malah lebih mahal yang likaran kecil, mestinya yang paling gede yang mahal. Spec kita yang bukan paling besar malah lebih mahal dari yang paling gede," ujar dia.

Namun demikian, Darmin menegaskan masalah pangan mendapat perhatian serius pemerintah. Buktinya, rakor paling sering digelar di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah masalah pangan.

"Rakor yang paling sering di tempat saya itu pangan. Sejak tahun lalu kita bergulat supaya pada waktu puasa, Lebaran harga jangan meledak-ledak, urusan cabai, telur, bawang putih," tandas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya