Kisah Mantan Teroris Tak Bisa Lamar Jadi Driver Ojek Online

Sofyan mengaku kepolisian tak bisa menghilangkan catatan sebagai mantan teroris di SKCK.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 04 Jun 2017, 07:30 WIB
Sofyan Tsauri saat diskusi di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Juni 2017. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Jakarta - Sofyan Tsauri, mantan terpidana teroris menceritakan kisahnya memperbaiki diri, setelah bertobat dan kembali pada ideologi Pancasila.

Di antaranya, kisah pahit saat dirinya melamar menjadi driver ojek online, agar bisa mendapatkan pekerjaan tetap dan berpenghasilan untuk menghidupi keluarganya.

Persyaratannya, harus memiliki surat kelakuan baik dari polisi atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Sementara, polisi tak bisa menghilangkan catatan sebagai mantan teroris.

"Waktu mendaftar, kami diwajibkan membawa SKCK. Sementara, dari Polri enggak bisa menghilangkan saya pernah terlibat terorisme," kata Sofyan di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 3 Juni 2017.

Oleh karena itu, mantan anggota Alqaeda ini mengaku percuma, meski mendapat SKCK tetapi masih ada catatan buruk dari kepolisian.

"Saya enggak mungkin daftar ojek online pakai SKCK itu. Mereka pasti ngeri kan, wah ini teroris ini," ungkap dia.

Kendati, Sofyan yang kini menjadi pendakwah dengan menebar tema kedamaian ini, dia tak patah arang untuk menghapus catatan kelamnya di tengah-tengah masyarakat.

"Saya tetap akan melawan stigma dengan reputasi. Saya bisa kembali ke masyarakat dan bisa hidup di tengah masyarakat," kata dia.

"Saya tidak lagi berbahaya seperti dulu. Saya akan buktikan bahwa kita enggak lagi berbahaya dan kita sudah menjadi eks napi teroris yang ramah lingkungan," Sofyan menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya