Smartphone Belum Tentu Aman dari WannaCry, Ini Penjelasannya

Smartphone tak terlepas dari berbagai malware, terutama jika celah yang ada di OS-nya tereksploitasi ke pihak tak bertanggung jawab.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 19 Mei 2017, 16:15 WIB
Ilustrasi Ransomware WannaCrypt atau yang disebut juga Wannacry (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan dunia dikejutkan dengan serangan siber berjenis ransomware bernama WannaCry. Menurut data dari agensi kepolisian Uni Eropa Europol beberapa waktu lalu, WannaCry telah menyerang lebih dari 200 ribu komputer di 150 negara.

Semua file yang ada di komputer korban dienkripsi alias dikunci oleh pelaku serangan. Kemudian, hacker meminta tebusan US$ 300 dalam bentuk mata uang Bitcoin ke korban.

Sejauh ini ransomware WannaCry memang baru menyerang desktop bersistem operasi Windows yang terhubung dengan jaringan internet. Lalu bagaimana dengan smartphone ber-OS Android maupun iOS?

Pre-sales Specialist Kaspersky Lab Indonesia Jemmy Handinata saat ditemui di Jakarta, Jumat (19/5/2017) mengatakan, WannaCry memang saat ini tak menginfeksi smartphone Android dan iOS. Hal ini karena WannaCry memanfaatkan kerentanan celah keamanan di Windows.

Oleh karenanya, sejauh ini smartphone dengan OS Android maupun iOS masih aman. Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa sebenarnya Android dan iOS juga memiliki celah keamanan yang berpotensi membuat pelaku kejahatan siber menyebarkan ransomware yang menyandera file milik pengguna, kemudian meminta tebusan jika data ingin kembali.

"Mungkin saat ini yang diincar Windows, tetapi kita tidak tahu, ke depannya siapa yang akan disasar oleh ransomware atau malware lainnya," kata Jemmy.

Ia menambahkan, sejauh ini WannaCry 1.0 hanya memanfaatkan celah Windows. "Tidak tahu apakah nantinya ada WannaCry 2.0 atau yang (ransomware) lain yang menyasar Android atau iOS," ucap Jemmy.

Tak lupa, Jemmy juga menambahkan, saat ini WannaCry masih berkembang, namun penyerangannya sudah mulai menurun. Pengguna perangkat IT pun diimbau untuk tidak lengah karena serangan siber dalam bentuk ransomware dan malware lainnya bakal terus meningkat.

(Tin/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya