Peristiwa Langka, Media China dan Korut Saling Lontarkan Ancaman

China dan Korea Utara saling kritik serta mengancam akan melakukan saling 'serang' dan embargo.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 04 Mei 2017, 19:00 WIB
Presiden Xi Jinping (AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Ini hal yang amat jarang terjadi: media pemerintah Korea Utara melontarkan kritik terbuka kepada China.

Kritik itu dilakukan karena China telah memberikan 'komentar sembrono' tentang program rudal nuklir Korea Utara.

Korean Central News Agency (KCNA) menilai tindakan itu menguji kesabaran Korea Utara dan dapat menghasilkan konsekuensi pahit bagi Tiongkok.

"Sejumlah komentar absurd dan sembrono kerap kami dengar dari China setiap hari, yang dapat menyulut tensi semakin meninggi," ujar KCNA seperti yang dikutip Associated Press, Kamis (4/5/2017).

"China juga tidak seharusnya menguji kesabaran DPRK (Democratic People's Republic of Korea, sebutan Korea Utara). Mereka harus menghadapi konsekuensi buruk jika terus menunjukkan tindakan yang mengancam pilar hubungan DPRK-China," tambah KCNA.

Komentar dari KCNA muncul tak lama setelah Global Times memberikan pernyataan tentang situasi di Semenanjung Korea.

Global Times merupakan kantor berita yang disokong oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu.

"China tidak akan mengizinkan wilayah timur lautnya dikontaminasi oleh aktivitas nuklir Korea Utara, "ujar Global Times.

Kantor berita berbahasa Inggris yang didanai pemerintah itu juga mengingatkan bahwa tindakan Korea Utara yang provokatif pada beberapa waktu terakhir akan membuat renggang hubungan Sino-Korea Utara. Dan, jika Pyongyang terus melakukan tindakan provokatif, Global Times mengingatkan bahwa China mampu membalas.

Salah satu balasan yang dapat dilakukan China adalah embargo minyak mentah ke Korea Utara, seperti yang ditulis Global Times.

Meski memiliki hubungan harmonis pada beberapa dekade lalu, kini hubungan kedua negara yang terpisahkan Laut Kuning itu nampak merenggang. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan China untuk menghentikan impor batu-bara dari tetangganya itu pada April 2017 lalu.

Padahal, batu-bara merupakan komoditas ekspor Pyongyang yang menyumbang cukup besar pundi-pundi kas negara Korea Utara.

Selain itu, hubungan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang nampak 'harmonis', turut menjadi faktor yang membuat renggang hubungan Pyongnyang dengan Beijing.

Saksikan juga video berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya