PBNU Berharap DKI Jakarta Miliki Gubernur Pro-rakyat

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, berkesempatan untuk melakukan silaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

oleh Liputan6 diperbarui 11 Apr 2017, 15:20 WIB
Doakan Ahok-Djarot, PBNU Berharap DKI Jakarta Miliki Gubernur Prorakyat

Liputan6.com, Jakarta Pasangan calon cagub cawagub pertahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, berkesempatan untuk melakukan silaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj mengatakan pihaknya tidak dapat memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon di Pilkada DKI. Said Aqil mengaku hanya bisa mendoakan pasangan calon termasuk Ahok-Djarot.

“PBNU nggak bisa mendukung-dukung. Yang dukung nanti PKB, PPP. (Kalau) mendoakan boleh,” kata Said Aqil saat bertemu Ahok-Djarot di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Kramat, Jakarta Pusat.

Ketua Umum PBNU tersebut mendoakan agar Ahok-Djarot selalu diberi kesehatan dan tetap dalam lindungan Tuhan YME. Tak lupa, Said juga mendoakan agar Ahok-Djarot sukses dunia akhirat dan ikut berperan menjaga PBNU.

“Mudah-mudahan Ahok-Djarot sehat, dimuliakan dan Pilkada damai. Sukses dunia akhirat dan mampu jaga PBNU,” ujar Said.

Acara silaturahmi Ahok-Djarot bersama PBNU, dihadiri pula Ketua Umum PPP Djan Faridz. Ia mengungkapkan pertemuan yang dilakukan oleh Ahok-Djarot beserta dirinya di kantor PBNU, hanya untuk bersilaturahmi. Selain itu, Djan menegaskan tidak ada dukungan yang diberikan oleh dari PBNU pada pasangan Ahok-Djarot.

“Pertemuan ini sebetulnya, tidak lebih tidak kurang silaturahmi antara calon dengan PBNU. Dan ini menegaskan bahwa PBNU itu tidak mendukung calon, karena ini adalah politis,” ujar Djan.

Namun Djan tidak menampik, bahwa PBNU mengizinkan anggotanya untuk mendukung salah satu pasangan cagub-cawagub yang ikut berkompetisi di Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua.

“Kita tidak ngomong politik, kita yang penting semua 69 persen warga nahdliyin ahlisunnah waljamaah itu yang penting. Kita itu cinta damai, kita cinta Rasulullah, kita selalu membuat Maulid, kita selalu memperingati 7 hari, termasuk 40 hari, seratus hari dan seribu hari . Kita selalu menghormati makam-makam ulama besar. Itulah ahlisunnah waljamaah. Jadi kita cinta damai,” ujar Djan.

Menurut Said, pemimpin yang diridhoi oleh Allah adalah pemimpin yang membela rakyatnya, terutama rakyat miskin. Selain itu, seorang pemimpin juga harus bisa memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan warganya.

“Mudah-mudahan masyarakat DKI Jakarta mendapat pemimpin yang diridhoi Allah, pemimpin yang pro-rakyat, terutama masyarakat miskin, dan memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan,” ujar Ketua Umum PBNU tersebut.

Tak hanya itu, Djan juga mengatakan, pihaknya sangat tidak ingin jika agama digunakan untuk kepentingan yang menyimpang. Islam yang diajarkan di Indonesia menurutnya adalah Islam yang menjunjung tinggi damai, bukan Islam yang radikal atau yang suka memfitnah dan membohongi orang lain.

“Semua orang yang kita doakan untuk mendapatkan kebaikan, untuk mendapatkan cinta dari Allah SWT. Kita selalu meminta doakan supaya mereka semua diberikan surga oleh Allah SWT,” tutur Djan.

Ibu Kota, menurut Said, adalah potret bagi wilayah lain di Indonesia sehingga Djan berharap Jakarta bisa dibanggakan, siapa pun gubernurnya nanti. Said juga sempat menyinggung perjanjian antara Ahok-Djarot dan PPP kubu Djan Faridz.

“Ada selembaran ini, Pak Ahok dan Pak Djarot akan memperhatikan nasib guru agama, marbot, dan orang miskin semua akan diurus,” ujar Said.

Said meminta Ahok-Djarot menepati janji-janjinya tersebut. Dia juga ingin Ahok-Djarot tidak pandang bulu dalam menjalankan semua programnya. Terakhir, Said mendoakan agar Ahok-Djarot panjang umur, sehat, dan selalu mendapat ridho dari Allah.

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya