Pemindahan Ibu Kota Tak Bakal Ganggu Ekonomi Jakarta

Menteri PPN Bambang Brodjonegoro menuturkan, bila terjadi pemindahan ibu kota maka yang berpindah hanya administrasi pemerintahan.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Apr 2017, 20:08 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro meninjau pengeboran proyek mass rapid transit (MRT) di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (20/3). Mass Rapid Transportation (MRT) siap beroperasi pada Maret 2019 mendatang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Palangkaraya tidak akan berdampak besar bagi ekonomi Jakarta.

Bambang mengatakan, jika terjadi pemindahan ibu kota, maka yang berpindah hanya administrasi pemerintahannya saja. Sedangkan Jakarta tetap dijadikan pusat bisnis dan kegiatan ekonomi di Indonesia.‎

"Oh tidak. Yang pindah adalah pusat pemerintahan. Administrasi pemerintahannya. Jakarta tetap diposisikan sebagai pusat bisnis dan keuangan di Indonesia," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/4/2017).

Dia mengungkapkan, dalam mengkaji pemindahan ibu kota ini, pihaknya belajar dari negara lain yang telah melakukan pemindahan ibu kota. Pemindahan ini diharapkan akan berdampak pada penyebaran pertumbuhan ekonomi ke luar Jawa.

"(Kajian) Baru mulai dilakukan. Kami melihat contoh dari negara lain. Kondisi Jakarta saat ini terus perlunya kita menyeimbangkan perekonomian lebih ke luar Jawa. Beban Jakarta dan Jawa itu sudah terlalu berat," kata dia.

Terkait dengan restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pemindahan ibu kota ini, Bambang menyatakan dirinya hanya membantu Presiden melakukan kajiannya.  "Pokoknya kami membantu Pak Presiden melakukan pengkajian," ujar dia.

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya