Ulama Minta Jokowi Bertemu Tokoh Antar-Umat Beragama

Presiden Jokowi bertemu para ulama, terutama pimpinan pondok pesantren di Indonesia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 04 Apr 2017, 16:00 WIB
Presiden Jokowi bertemu dengan pimpinan pondok pesantren di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4/2017). (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu para ulama, termasuk sejumlah pimpinan pondok pesantren di Indonesia. Pada kesempatan itu, para ulama menyampaikan saran, pikiran, dan unek-unek kepada Jokowi.

Pemimpin Pondok Pesantren Darurrohmah, Jakarta, KH Syukron Ma'mun, mengatakan, para ulama meminta Jokowi menyelesaikan permasalahan bangsa melalui jalur hukum. Dia menilai jalur politik tidak akan menyelesaikan masalah.

"Karena itu kami menginginkan kepada Bapak Presiden, segala persoalan bangsa ini diselesaikan dengan yang hak, dengan adil seadil-adilnya. Alhamdullilah tanggapan beliau baik," kata Syukron di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/4/2017).

Para ulama menyarankan, Jokowi segera bertemu dengan tokoh antarumat beragama. Pertemuan ini tak lain untuk menjaga agar negeri yang plural ini bisa damai dan rukun selalu. Tapi tentu paling tidak ada sebuah kesepakatan yang dituangkan dalam sebuah perjanjian untuk berkomitmen saling menjaga kesatuan.

"Jangan hanya rukun, rukun, rukun, tapi tidak ada pegangannya," imbuh dia.

Ada beberapa klausul yang bisa dimasukkan dalam perjanjian itu. Pertama, mempercayai dan menghormati ajaran agama masing-masing. Setiap agama pasti benar menurut pemeluk agama itu.

Untuk itu, jangan sampai masyarakat menegakkan atau memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Setiap pemeluk agama kembali harus menghormati ajaran agama lain.

"Jangan kita suruh pindah ke agama yang lain, jangan menegakkan agama kepada orang yang sudah memeluk agama tertentu. Mari kita jangan merasa tersinggung terhadap ajaran agama lain selama ajaran itu tertulis dalam kitab suci masing-masing, kita hargai," tutur dia.

Yang terpenting, lanjut mantan Ketua PPNUI itu, setiap umat beragama harus saling menjaga perasaan. Secara khusus, para ulama meminta Jokowi jangan membangun masjid terlalu besar di tempat dengan jumlah umat muslim sedikit dibanding umat lainnya.

Sebaliknya, umat Kristiani misalnya jangan mendirikan gereja di tengah lingkungan mayoritas Islam. Padahal, dalam lingkungan itu hanya ada 5-10 umat Kristiani misalnya.

"Ini supaya konkret supaya kita ada pegangan dalam toleransi ini," ucap dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya