Johann Zarco, Calon Musuh Utama Rossi dan Vinales di MotoGP 2017

Di MotoGP Qatar, Zarco sempat membuat Vinales keteteran.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Mar 2017, 14:40 WIB
Johann Zarco (AFP/Jese Jordan)

Liputan6.com, Losail - Kerinduan penggemar mendengar deru mesin motor balap tingkat dunia paling bergengsi di kelas utama MotoGP terbayar lunas. Ini terjadi setelah lampu hijau di Sirkuit Losail, Qatar, menyala, Senin (27/3/2017) dini hari WIB.

Dengan bermandikan cahaya lampu para pembalap mencoba untuk memberikan hiburan kepada penikmat MotoGP di seluruh dunia. Kejutan pun terlihat saat Maverick Vinales sukses menempatkan namanya sebagai pemenang pada seri pembuka di MotoGP 2017, di GP Qatar.

Namun sebelum Vinales merayakan podium pertamanya bersama tim Yamaha, dia sempat merasa keteteran dengan gaya agresif sejumlah pembalap debutan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Johann Zarco.

Tidak ada yang mengira sebelumnya, pembalap debutan MotoGP yang tergabung dengan tim Yamaha Tech3 mampu tampil gemilang di awal balapan. Yang lebih hebatnya lagi, pembalap berusia 26 tahun tersebut sukses mengambil alih posisi Vinales di barisan terdepan.

Sayangnya, di tengah kepercayaan diri yang tinggi Zarco justru kehilangan keseimbangan saat akan menaklukan tikungan kedua lap ketujuh. Alhasil, nilai yang didapatnya tersebut adalah nol besar.

Kegagalan ini tentu bakal dijadikannya sebagai pengalaman berharga untuk bisa tampil jauh lebih baik. Karena kalender MotoGP masih menyisakan 17 seri lagi dan masih ada kemungkinan untuk memperbaikinya.

Pembalap Muda Terbaik 2012

Kehadiran Zarco bisa dipandang sebagai ancaman besar oleh pembalap elit dunia seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, Maverick Vinales, dan Jorge Lorenzo. Karena sebelum masuk ke kelas utama dia sudah punya bekal dalam menunggangi kuda besi.

Johann Zarco (kanan) bersama Marc Marquez (tengah) dan juara dunia Moto3, Brad Binder. (AFP/Javier Soriano)

Tercatat, Zarco sudah mengumpulkan trofi juara dunia dua kali secara beruntun di kelas Moto2 bersama Ajo Motorsport. Bahkan, jauh sebelum bergabung dengan tim tersebut dia pernah menerima penghargaan 'Rookie of the Year' pada 2012 atau saat masih berada di tim Motobi.

Dengan kata lain, perjalanan Zarco di ajang balap motor tidaklah instan begitu saja. Pasalnya dia harus menunggu selama delapan tahun untuk berada di kelas elit.

Kurang Eksis di Media Sosial

Pembalap MotoGP tidak hanya identik dengan mesin saja. Mereka terkadang sering kali mengambil ruang untuk mempromosikan diri di media sosial.

Johann Zarco saat jadi juara Moto2 2016. (AFP/Javier Soriano)

Di antara sirkus MotoGP Zarco terlihat kurang eksis dalam membarui statusnya. Dilihat dari akun Twitter (@zarcojohann), diketahui hanya memiliki penggemar sebanyak 2.153 pengikut.

Itu adalah sepenggal kisah tentang sosok Johann Zarco. Penggemar MotoGP mungkin bakal penasaran dengan penampilan dia selanjutnya, dan apakah ia akan tampil jauh lebih baik dari seri pertama? Tunggu balapan selanjutnya di Grand Prix Argentina pada 9 April mendatang.

(David Permana)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya