Liputan6.com, Inggris Salah satu alasan wanita melakukan operasi tarik wajah (facelift) agar terlihat lebih muda dan lebih menarik. Alasan tersebut benar-benar membantu diri mereka sendiri menjadi lebih sukses. Mereka merasa 10 persen lebih sukses setelah operasi.
Baca Juga
Advertisement
Operasi tarik wajah merupakan operasi pengangkatan wajah untuk memperbaiki tanda-tanda penuaan di wajah.
Para peneliti dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat mengatakan, operasi tarik wajah yang memperbaiki penampilan dapat membuat wanita lebih menarik, dapat dipercaya, dan lebih bahagia, menurut Dr Lisa Ishii, asisten profesor bedah plastik.
Data terbaru dari British Association of Aesthetic Plastic Surgeons (BAAPS) menemukan, jumlah operasi tarik wajah tahun lalu turun sebanyak 40 persen.
Puncak rekor operasi tarik wajah terbanyak terjadi pada tahun 2015 di Inggris, dikutip dari Telegraph, Jumat (17/3/2017).
Tarik wajah dan leher turun 53 persen tahun lalu menjadi hanya 3.453, dari 6.402 pada 2015. Operasi kelopak mata juga turun 38 persen.
BAAPS menyatakan, wanita lebih banyak memilih non-bedah seperti microdermabrasion (pengelupasan kulit).
Penelitian sebelumnya menemukan, wajah lebih muda dapat meningkatkan pandangan terkait feminitas dan keterampilan sosial.
Dilakukan ahli bedah bersertifikat
Dilakukan ahli bedah bersertifikat
Studi baru meminta 483 pengamat menilai 13 pasien wanita sebelum dan setelah operasi tarik wajah.
Hasil yang dinilai pengamat akan membantu dokter memberikan informasi lebih lanjut soal apa yang diharapkan pasien setelah menjalani operasi tarik wajah.
Di Inggris, ada undang-undang baru yang memastikan, tiap dokter yang melakukan operasi tarik wajah invasif (pembedahan dengan sayatan kecil) sudah terlatih dan terdaftar melalui House of Commons.
Royal College of Surgeons juga menyusun daftar baru ahli bedah bersertifikat yang dapat melaksanakan operasi tarik wajah.
Para ahli bedah harus membuktikan kemampuan pelatihan yang tepat, pengalaman, dan jaminan untuk berlatih operasi tarik wajah di Inggris.
Penelitian baru ini diterbitkan dalam JAMA Facial Plastic Surgery.
Advertisement