Sriwijaya Air Bakal Bangun Bengkel Pesawat di Soetta dan Bintan

Sriwijaya Air setidaknya membutuhkan lahan sekitar 100 hektar (ha) untuk membangun bengkel pesawat tersebut.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Des 2016, 09:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta Maskapai penerbangan Sriwijaya Air Group berencana mendirikan bengkel pesawat (MRO) dengan perkiraan dana mencapai US$ 250 juta. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan efisiensi dalam group perusahaan.

Presiden Direktur Sriwijaya Air Group Chandra Lie mengungkapkan, rencana tersebut sampai saat ini tengah dalam tahap diskusi dengan beberapa pihak antara lain, terkait kebutuhan lahan.

"Saya berkeinginan bagaimana kita bisa buka MRO, jadi bisa maintenance pesawat kita dengan kemampuan SDM kita sendiri," kata Chandra Lie seperti ditulis, Jumat (16/12/2016).

Saat ini perawatan (maintenance) seluruh pesawat‎ yang dioperasikan Sriwijaya Air Group masih dilakukan di beberapa MRO seperti di Garuda Maintenance Fasility (GMF) dan di Malaysia.

Kepadatan di beberapa MRO yang menjadi langganan Sriwijaya Air terkadang menjadi kendala perusahaan dalam melakukan perawatan.

Chandra Lie mengaku, untuk membangun bengkel pesawat tersebut setidaknya membutuhkan lahan sekitar 100 hektar (ha). Rencananya Sriwiyaya akan membangun bengkel di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara‎ yang sedang dikembangkan di Bintan, Kepulauan Riau.

Meski ada dua tempat, namun MRO yang memiliki kapasitas lebih besar akan dikembangkan di Bintan. Sedangkan di Soetta hanya sebagai pendukung. Alasannya, di Bintan persoalan lahan dianggap lebih memungkinkan.

Selain itu, di Bintan, lokasinya juga dekat dengan Singapura. Dengan begitu beberapa kebutuhan spare part bisa langsung didatangkan dari Singapura menggunakan boat, sehingga lebih cepat.

"Izin untuk mendirikan MRO sebenarnya sudah keluar dari Kementerian Perhubungan pada 8 November (2016). Namun kita juga masih persiapkan Sumber Daya Manusianya (SDM‎)," papar Chandra Lie.

Chandra mengungkapkan setidaknya akan membutuhkan dana sekitar US$ 250 juta untuk mewujudkan rencananya tersebut. Upaya memenuhi dana itu, Chandra mengaku sudah ada beberapa investor dari beberapa maskapai asing yang menyatakan minat untuk mendukung rencana Sriwijaya Air Group tersebut.‎ (Yas/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya