BI: Perlambatan Ekonomi Dampak dari Pemangkasan Anggaran

BI akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemerintah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Nov 2016, 10:30 WIB
BI akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016 tercatat 5,02 persen. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,18 persen. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan, meski lebih rendah dari periode sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016 tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dikatakan Tirta, lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal  III 2016 terutama disebabkan oleh relatif terbatasnya pertumbuhan konsumsi Pemerintah dan ekspor.

"Pelemahan konsumsi Pemerintah dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja Pemerintah," kata Tirta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/11/2016).

Sementara itu, pelemahan kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih relatif rendah.

Di sisi investasi, masih minimnya peran investor swasta berdampak pada pertumbuhan investasi yang melambat di tengah berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur oleh Pemerintah. Sementara itu, konsumsi Rumah Tangga masih tumbuh cukup kuat didukung oleh perkembangan harga yang terjaga.

Ke depan, dipaparkan Tirta, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2016 akan meningkat didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang terjaga dan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi.

"Selain itu, masa kampanye Pilkada serentak yang dimulai pada kuartal IV 2016 diperkirakan juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga non-profit," tambahnya.

Di sisi investasi, implementasi Paket Kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan memperbaiki iklim investasi diharapkan dapat mendukung kinerja investasi.

Di sisi lain, pelonggaran moneter yang telah dilakukan secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi, seiring dengan efektivitas transmisi kebijakan moneter yang semakin baik ke depan.

BI akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi.

"Dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga, perekonomian Indonesia akan dapat tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi secara berkesinambungan," tutupnya. (Yas/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya