Wiranto: Massa Demonstran Harus Antisipasi Adanya Penyusup

Menko Polhukam Wiranto mengatakan, peran masyarakat sangat penting dalam mencegah aksi radikal terjadi saat demo.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 04 Nov 2016, 04:34 WIB
Menko Polhukam Wiranto (kiri) usai menyambangi Gedung KPK, Jakarta, Jumat (7/10). Kedatangannya secara khusus utuk menyetorkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai kabar negatif muncul terkait unjuk rasa yang akan berlangsung hari ini. Demo 4 November disebut-sebut juga akan diikuti oleh kelompok radikal seperti ISIS. 

Menanggapi hal itu, Menko Polhukam Wiranto mengatakan, saat massa sudah menjadi satu memang sulit dibedakan massa aksi sesungguhnya atau penyusup yang ingin memperkeruh suasana. Karena itu, peran masyarakat sangat penting dalam mencegah aksi radikal terjadi saat demo.

"Kan tidak pakai seragam, mana kamu tahu bahwa itu ISIS, bahwa itu kelompok radikal, kelompok teroris ada tulisan enggak di dadanya, kan enggak ada. Ya harus diantisipasi rakyat sendiri," ujar Wiranto usai menutup World Peace Forum (WPF) di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Menurut dia, setiap unjuk rasa tentu harus mengikuti undang-undang yang berlaku. Dalam aturan disebutkan peserta wajib memberi tahu jumlah mereka, tema unjuk rasa, termasuk pemimpin aksi.

"Makanya kalau demonstrasi dilaksanakan dengan teratur itu tidak ada bahayanya," jelas Wiranto.

Yang selama ini dikhawatirkan, ketika massa aksi yang tadinya bermaksud menyuarakan pendapat secara damai disusupi pihak tak bertanggung jawab yang memperkeruh suasana.

"Yang bahaya tatkala tidak teratur justru disusupi oleh orang-orang yang akan membuat demonstrasi itu cacat, membuat demonstrasi itu berubah menjadi satu gerakan yang merusak," pungkas Wiranto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya