Relawan Anies-Sandi: Demo 4 November Berlebihan

Apa yang menyebabkan relawan Anies-Sandi menilai demo 4 November berlebihan?

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Nov 2016, 15:29 WIB
Massa melakukan long march dari Bundaran HI sampai di Balaikota, Jakarta, Senin (1/12/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar unjuk rasa secara masif oleh sejumlah organisasi massa pada 4 November 2016 membuat resah. Rakyat sipil hingga presiden pun angkat bicara guna mendinginkan suasana jelang demonstrasi itu.

Begitupun ABDI Rakyat, poros relawan pasangan cagub dan cawagub Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Mereka menghormati sikap para demonstran yang ingin menyuarakan aspirasinya.

"Bagi kami yang merupakan kelompok relawan pendukung Anies Baswedan nonparpol, unjuk rasa adalah salah satu bentuk menyampaikan aspirasi," kata Koordinator Relawan ABDI Rakyat Mohammad Huda, di Bakoel Koffee, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016).

Kendati unjuk rasa diperbolehkan oleh perundangan, dia menilai aksi 4 November ini berlebihan. Sebab, massa menghubung-hubungkan dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu dengan Jokowi.

"Menghubung-hubungkan Presiden Jokowi dalam Kasus dugaan penistaan agama dan menjadi sasaran aksi 4 November (Istana Negara) sangat tidak berdasar dan berlebihan," tegas Huda.

Menurut dia, pernyataan tim relawan ABDI Rakyat ini merupakan inisiatif sendiri tanpa arahan khusus paslon jagoannya, Anies-Sandi. "Ini murni gerakan inisiatif kami sendiri, guna mendukung pilkada damai."

Terakhir, kelompok relawan yang diklaim sudah berjumlah 36 ribu anggota ini berpesan agar Jokowi bersikap netral dalam Pilkada 2017, khususnya di DKI Jakarta.

"Kami berharap Presiden Jokowi bersikap netral pada Pilkada DKI Jakarta 2017,  dan tetap fokus dalam menjalankan program Nawacita dan Trisakti untuk kesejahteraan rakyat sesuai janji kampanyenya," Huda menutup.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya