Unibraw Sukses Cipta Pohon Elektrik yang Bisa Serap Polusi

Pohon elektrik ciptaan sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya di percaya mampu menyerap polusi

oleh Mulyono Sri Hutomo diperbarui 27 Sep 2016, 19:30 WIB
Tim pembuat pohon elektrik, kiri: Hassan, Hafiz, Arby Hrahap, Fatah, Lutfiyatul

Liputan6.com, Jakarta Prihatin dengan polusi udara yang disebabkan kebakaran hutan di beberapa daerah di tanah air, membuat para mahasiswa Universitas Brawijaya terinspirasi untuk membuat pohon elektrik. Pohon elektrik ciptaan mahasiswa Universitas Brawijaya ini mampu menyerap polusi.

Mereka adalah mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijya, yang merangkai purwarupa pohon elektrik untuk dijadikan perangkat pohon elektrik tenaga surya, sebagai solusi dari penyerapan udara dengan menggunakan silika aerogel dan sekaligus pengahasil energi listrik

Muhammad Fatahillah, ketua tim pembuat pohon elektrik ini menjawab wawancara tertulis dengan Campus CJ Liputan6.com sebagai berikut:

Bagaimana prinsip kerja pohon elektrik ini dan apa manfaatnya dari pohon elektrik tersebut?

Prinsip kerja alat ini terdiri dari dua sistem. Sistem pertama adalah fotosintesis untuk menghasilkan energi listrik secara mandiri, sedangkan yang kedua adalah sistem respirasi yang berfungsi mengisap polusi udara berupa CO2 ataupun CO dengan penggunaan silica aerogel di daun electrees ini. Lalu Manfaat dari pohon elektrik ini adalah untuk mengurangi polusi udara dan menghemat penggunaan energi listrik.

Saat ini, tim sedang bekerja keras untuk mengembangkan tracking system perangkat agar energi yang ditangkap dari sinar matahari lebih efektif. Tim optimis dalam waktu dekat dan tracking system dapat difungsikan dengan baik untuk pohon elektrik.

Siapa saja tim yang terlibat dalam pembuatan pohon elektrik, dan berapa biaya yang sudah dihabiskan untuk pembuatan Pohon Elektrik?

Tim Peneliti untuk Pohon Elektrik Muhammad Fatahillah, sebagai ketua tim, lalu ditemani anggota lainnya yaitu Hasan (Teknik Elektro), Rosihan Arby Harahap (Teknik Elektro), Lutfiyatul Maftukhah (Teknik Industri), dan Hafiz Tandiyanto Putra (Teknik Kimia). Untuk pengembangan prototype, sejauh ini tim telah menghabiskan dana Rp 5 juta. Dan untuk aplikasi kedepannya di lapangan, kemungkinan dibutuhkan ukuran yang lebih besar lagi.

Mengakhiri wawancara, Muammad Fatahillah berharap, agar aplikasi pohon elektrik ini bisa bekerjasama dengan pemerintah dan mengaplikasikan di jalan raya atau pusat industri untuk mengurangi kadar polusi udara disamping itu bias bermanfaat sebagai penerangan jalan raya. Simak kelanjutan artikel dengan mengeklik tautan berikut ini.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Menengok Si Jagur, Kapal Tenaga Surya karya Mahasiswa UI. Yuk berbagi di Forum Liputan6.

Penulis : Siti Nuraini Safitri (Universitas Pancasila)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya