Rekan Gigolo Arab Menyesal Datang ke Batam

Sembilan dari 10 terduga gigolo Arab yang ditangkap di Batam, adalah rekan mereka.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 11 Sep 2016, 09:03 WIB
Beberapa imigran pencari suaka asal Timur Tengah di Batam, Kepulauan Riau. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Sungguh malang nasib kedua pengungsi asal Afghanistan ini, Khadam Husain (23) dan Ali Husen (19). Kedua imigran pencari suaka ini mengaku mendapatkan informasi bahwa tinggal di Batam, Kepulauan Riau, menjanjikan.

"Saya sudah dua tahun di Jakarta, mengira hidup di Batam lebih enak dari pada di Jakarta, makanya memberanikan diri datang ke Batam," ucap Khadam pengungsi asal Afghanistan saat mendatangi Kantor Imigrasi Klas I Batam, Jumat, 9 September 2016.

Ia mengungkapkan, temannya yang terlebih dahulu datang mengatakan tinggal di Batam sangat menjanjikan. Tempat tinggal dan biaya hidup ada yang memfasilitasi. "Saya menyesal datang ke Batam tidak seperti apa yang dibayangkan. Sekarang akan berencana balik ke Jakarta lagi".

Senada dengan Khadam, Ali Husen (19) yang juga pencari suaka asal Afghanistan, menuturkan kedatangan mereka tidak seindah apa yang dibayangkan. Ternyata, mereka harus tinggal di taman terbuka (taman kota) bersama 92 pengungsi lainnya.

"Hotel yang disewa sudah tidak ada lagi kamar kosong. Terpaksa kami ditempatkan di taman," Ali menerangkan.

Ia menyayangkan dan kesal setelah mendapatkan Informasi dari Imigrasi Batam mengenai penangkapan sembilan rekan mereka sesama pencari suaka asal Timur Tengah. Sedangkan seorang terduga gigolo lainnya berasal dari Pakistan.

Salah satu tersangka gigolo Arab yang ditangkap di Batam, Kepulauan Riau. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

"Kami sangat kesal dan marah atas ulah teman-teman, Jika seandainya benar, karena ini akan berdampak jelek kepada yang lain yang sama-sama pengungsi," ujar Ali.

Ia pun berharap kesepuluh terduga gigolo tersebut diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Liputan6.com, kesepuluh terduga gigolo Arab itu menjalani pemeriksaan intensif di Kantor Imigrasi Klas I Batam.

Adapun Kepala Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Batam Muhammad Noviandry saat ditemui, belum memberikan keterangan secara resmi. "Untuk 10 orang imigran yang bermasalah masih dalam proses penyidikan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya