2,6 Miliar Orang Berisiko Terkena Zika, Termasuk Indonesia

Beberapa negara yang paling rentan terhadap virus ini adalah India, Cina, Filipina, Indonesia, Nigeria, Vietnam, Pakistan, dan Bangladesh.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 05 Sep 2016, 12:30 WIB
Ilustrasi Foto Virus Zika (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Sebanyak 2,6 miliar orang yang hidup di bagian Asia dan Afrika berisiko terkena Zika. Hal ini berdasarkan analisis baru para ahli melihat dari pola perjalanan, iklim, dan pola nyamuk di daerah tersebut. 

Beberapa negara yang paling rentan terhadap virus ini adalah India, Cina, Filipina, Indonesia, Nigeria, Vietnam, Pakistan, dan Bangladesh, seperti dilansir Time, Senin (5/9/2016).

"Lebih dari dua pertiga orang yang terinfeksi virus ini tidak pernah sakit dan gejalanya pun bisa ringan sehingga mungkin terlewat dari sistem pengawasan," ujar peneliti.

Meskipun Zika sudah pertama kali teridentifikasi pada tahun 1947, namun dulu virus ini tidak dianggap sebagai ancaman utama pada kesehatan, sampai akhirnya menjadi wabah besar di Brasil tahun lalu. Dari sana pula, baru diketahui bahwa Zika dapat memicu risiko cacat lahir pada bayi ketika wanita hamil terinfeksi.

Bahkan pada Februari lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyebaran Zika telah menjadi masalah kesehatan global dan telah muncul setidaknya di 70 negara. Dalam beberapa minggu terakhir, virus ini telah menginfeksi lebih dari 100 orang di Singapura dan mulai menyebar di Florida. Zika kebanyakan disebarkan oleh spesies tertentu nyamuk tropis, namun juga bisa disebarkan dan ditularkan melalui seks dan transfusi darah.

Para peneliti berharap, studi ini akan membantu para pejabat dan petugas di negara-negara tersebut untuk menghindari beberapa efek terburuk virus ini.

“Untuk negara-negara dengan sumber daya yang terbatas, studi ini dapat membantu pencegahan penyakit seefisien mungkin,” kata seorang dokter penyakit menular dan ilmuwan di St. Michael’s Hospital in Toronto, Dr. Kamran Khan.

Untuk mencari tahu jalur kemungkinan penyebaran Zika di masa depan, para peneliti meneliti pola orang yang berpergian dari daerah yang terinfeksi di Amerika ke Afrika dan Asia, kemudian dikombinasikan dengan penilaian kondisi lokal, termasuk populasi nyamuk.

Mereka menggunakan model penyebaran virus demam berdarah pada studi Zika ini, karena spesies nyamuk yang sama telah menularkan kedua penyakit tersebut.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya