Harapan Kapolri di HUT Ke-68 Polwan

Salah satunya, Kapolri meminta Polwan lebih diberdayakan di tiap polda hingga tingkatan polsek.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 01 Sep 2016, 12:33 WIB
Dengan senyum Polwan dari grup Warabsari menghibur penonton dengan seni Banjari usai laga Gresik United melawan Sriwijaya FC pada Torabika SC 2016 di Stadion Tri Dharma, Minggu(12/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta Polisi Wanita (Polwan) dapat menjadi motor penggerak perbaikan citra Polri di mata masyarakat. Terlebih, Polri masih harus memperbaiki citranya.

Hal tersebut disampaikan Tito saat syukuran HUT Polwan ke 68 di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/9/2016). "Saya harap Polwan bisa jadi motor untuk memperbaiki citra polri. Di mata publik citra Polwan lebih baik daripada polisinya," kata Tito dalam sambutannya.

Berdasarkan pengalamannya, lanjut dia, Polwan memiliki peranan besar ketika melakukan pendekatan ke masyarakat. Termasuk ketika berhadapan dengan massa yang tengah berdemonstrasi.

"Pernah waktu itu saya masih jadi Kapolda Papua, di satu Universitas Cenderawasih sedang demonstrasi. Gerbang universitas ditutup. Polisi tidak bisa masuk. Begitu datang Polwan, baru bisa masuk. Pendekatannya lebih masuk dibanding Sabhara atau Brimob," kenang Tito.

Menurut dia, Polwan memiliki sensitivitas yang lebih tinggi ketimbang polisi pria. Karena itulah, Polwan memiliki cara pendekatan yang baik ke masyarakat sehingga masukannya lebih diterima. Bahkan, kata dia, pelaku teroris yang awalnya bungkam diperiksa polisi, bisa lebih terbuka saat dihadapkan dengan Polwan.

"Kalau Polwan yang interogasi tersangka, pendekatannya lebih soft, mereka (para tersangka) bisa lebih terbuka," ucap Tito.

"Yang di lalu lintas, orang disemprit (ditegur dengan suara peluit) kemudian disogok, Polwan malah bentak balik karena perempuan lebih sensitif," sambung Tito.

Selain itu, peran Polwan perlu dimaksimalkan untuk menekan tindak kekerasan terhadap pelaku kejahatan. Tito mengakui, kerap kali, polisi melakukan kekerasan agar pelaku terbuka. Namun, dengan pendekatan keibuan Polwan, kekerasan itu bisa dihindari.

Polwan, sambung dia, juga lebih peka menangani permasalahan anak dan wanita. Oleh karena itu, Polri membentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak yang ditempatkan di setiap polres dan polsek.

"Lebih sensitif masalah anak dan wanita, makanya dibentuk unit PPA di tiap polda dan polres juga polsek. Dua Polwan di tiap polsek ditaruh untuk tangani kasus perempuan dan anak," terang Tito.

Pada akhir sambutannya, mantan Kapolda Metro Jaya itu meminta Polisi Wanita lebih diberdayakan di tiap polda hingga tingkatan polsek. Sehingga, mereka bisa lebih eksis di tengah masyarakat.

"Saya minta polwan lebih diberdayakan. Kepada seluruh kapolda, polwan diberi kesempatan supaya mereka lebih eksis di masyarakat," Tito menutup.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya