Menkes dan Kabareskrim Datangi Klinik Vaksin Palsu di Ciracas

kemenkes akan melakukan pengecekan terkait dampak yang timbul akibat pemakaian vaksin palsu.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 30 Jun 2016, 15:56 WIB
Menkes Nila F Moeloek dan Kabareskrim Komjen Ari Dono mendatangi klinik di Ciracas yang diduga menjual vaksin palsu (Liputan6.com/Nanda)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F Moeloek mendatangi Klinik Bidan Elly Novita di Ciracas, Jakarta Timur. Kedatangan ke sana terkait kasus vaksin palsu, yang diduga digunakan oleh klinik tersebut.

Mengenakan batik bercorak merah, Nila datang ke lokasi sekitar pukul 14.30 WIB. Turut hadir Kabareskrim Komjen Ari Dono yang mengenakan kemeja putih. Bersama sejumlah staf yang mendampingi, Nila langsung masuk ke dalam klinik dan menyempatkan diri menyapa para ibu yang membawa bayi di klinik itu.

Nila juga menggendong bayi milik para orang tua yang datang ke klinik dengan rasa khawatir, setelah mengetahui adanya penggunaan vaksin palsu di sana. Setelah menyapa para ibu dan menggendong bayi, Nila bergegas masuk ke ruang praktik Bidan Elly. Sekitar setengah jam Nila berada di ruang praktik Bidan Elly.

Menkes Nila Moeloek dan Kabareskrim Komjen Ari Dono mendatangi klinnik di Ciracas yang menjual vaksin palsu (Liputan6.com/Nanda)

Nila mengatakan, kedatangan ke klinik itu dipicu kabar bahwa tempat imunisasi Bidan Elly menggunakan vaksin palsu. Dia pun bermaksud mengecek langsung penggunaan vaksin di sana.

"Ini karena kita sudah buat Satgas penanganan vaksin palsu, yang terdiri dari Bareskrim, Kemenkes, dan juga Badan Pom. Ikatan Dokter Anak Indonesia juga akan bekerja sama dengan kita. kita dapat kabar dari Bareskrim, yang mengatakan di sini ada pemakaian vaksin palsu," tutur Nila usai meninjau klinik tersebut di Jalan Raya Centex, RT 05 RW 10 No 6, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2016).

Menurut Nila, pihaknya akan melakukan pengecekan terkait dampak yang timbul akibat pemakaian vaksin palsu. Pihaknya juga akan memberikan vaksin ulang kepada para bayi, yang sebelumnya diberikan vaksin palsu oleh klinik tersebut.

"Jadi kita cek perbedaan antara yang menggunakan vaksin impor yang diduga palsu dengan vaksin yang diberikan pemerintah secara gratis. Dan kami masih meneliti lagi terkait dampaknya. Jadi belum bisa merinci," tutup Nila.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya