Muhammadiyah Prediksi Tak Ada Perbedaan Lebaran 2016

Kemungkinan besar akan sama karena diperkirakan 6 Juli itu, hilal sudah terlihat.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Jun 2016, 23:34 WIB
Petugas dari PBNU melalui teleskop mencoba melihat hilal di lantai atas Gedung Seasons City, Jakarta, Minggu (5/6/2016). Penglihatan Hilal dan Rukyat tersebut dilakukan untuk menetapkan awal Ramadhan 1437 Hijriah. (liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Muhammadiyah memprediksi penetapan 1 Syawal 1437 Hijriah antara ormas tersebut dengan pemerintah akan sama, sehingga tidak ada perbedaan hari Lebaran, yaitu 6 Juli 2016.

"Untuk Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab, sejak setahun lalu tanggal 1 Syawal sudah dipastikan jatuh pada 6 Juli 2016. Sementara pemerintah yang menggunakan metode rukyat, kemungkinan besar akan sama karena diperkirakan 6 Juli itu hilal sudah terlihat," kata Wakil Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, Bachtiar, di Aula Dharma Andalas, Selasa, (28/6/2016).

Ke depan, Muhammadiyah mendorong agar ada persamaan persepsi dalam penetapan jadwal Ramadan dan Lebaran antara sesama umat muslim di seluruh dunia, agar tidak membingungkan umat.

"Usaha menuju hal itu telah dilakukan dalam Kongres Persatuan Kalender Hijriyah Internasional (International Hijri Taqwim Unity Congres) di Istambul, Turki. Pakar astronomi Islam dilibatkan dalam penyusunan kalender tersebut. Diharapkan umat Islam di dunia, terutama di Indonesia, menerima kalender ini, agar tidak ada lagi perbedaan yang membingungkan," kata dia seperti dikutip Antara.

Bachtiar berharap, tidak ada lagi pihak yang mempertahankan ego untuk membenarkan pandangan sendiri dan menolak keberadaan kalender Hijriyah internasional karena 60 negara Islam akan mengakuinya.

Ia mengatakan, kalender itu nanti akan berlaku 100 tahun ke depan untuk menjadi pedoman dalam penentuan hari-hari penting.


**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya