Satpam Korban Penembakan Misterius di Riau Dikira Hewan Buruan

Anggota TNI AU penembak satpam di Riau mengaku sedang berburu saat insiden itu terjadi.

oleh M Syukur diperbarui 25 Mei 2016, 13:30 WIB
Anggota TNI AU penembak satpam di Riau mengaku sedang berburu saat insiden itu terjadi.

Liputan6.com, Pekanbaru - Motif penembakan misterius yang dilakukan anggota TNI AU berinisial W terungkap. Dia mengira satpam perusahaan, Lamhot Julianto, merupakan buruannya karena pada malam nahas itu, W dan dua rekannya memang sedang berburu.

Atas penembakan itu, anggota TNI AU yang berpangkat peltu itu diserahkan kepada Detasemen Polisi Militer TNI AU di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Ia akan diproses melalui pengadilan militer.

"Sudah diserahkan ke Denpom TNI AU," ujar Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, Selasa, 24 Mei 2016.

Kepada penyidik Jatanras Polda Riau, Peltu W mengaku pada saat kejadian, Kamis malam, 19 Mei 2016, ia bersama rekannya pergi berburu di Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.

Target buruannya pada malam itu adalah babi atau rusa liar di kawasan hutan produksi terbatas itu. Dari jarak 300 meter, pelaku melihat sesuatu dan dikira buruan serta langsung menembaknya.

Namun, ia menyebut tembakan itu meleset hingga mengenai seseorang, yakni satpam Lamhot. Bukannya menyelamatkan nyawa satpam yang tertembak, dia langsung kabur bersama dua tersangka lainnya, BS dan S.

"Pengakuannya berburu, tapi yang tertembak korban yang disangkanya hewan buruan," kata Guntur.

Dalam kasus ini, petugas menyita senjata api laras panjang yang sudah dimodifikasi, sebuah tas dan selongsong peluru kaliber 5,5 mm.

Sementara itu, Kepala Penerangan TNI AU Roesmin Nurjadin Pekanbaru Mayor Sus Rizwar menyebut kejadian ini tidak disengaja. "Setelah berkoordinasi dengan Kabid Humas Polda Riau, W tidak sengaja menembak," ucap Guntur.

Sementara itu, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama Henri Alfiandi berjanji menindak tegas anggota yang menyebabkan tewasnya satpam dimaksud.

"Tentunya akan kita tindak tegas ya. Tidak ada toleransi, tidak ada yang ditutup-tutupi," tegas Henri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya