2 Emiten RI Masuk Jajaran di Indeks Saham Global

Morgan Stanley Capital International (MSCI) kembali mengubah posisi saham-saham di indeks saham MSCI.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mei 2016, 11:00 WIB
Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Morgan Stanley Capital International (MSCI Inc) kembali mengubah posisi saham-saham di sejumlah indeks saham MSCI. Perubahan posisi saham tersebut akan mulai berlaku pada 31 Mei 2016.

Sejumlah saham dari pasar modal Indonesia masuk indeks Morgan Stanley Composite (MSCI) untuk global standard dan small cap atau saham berkapitalisasi kecil.

Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masuk di indeks saham MSCI small cap. Kemudian MSCI mengeluarkan saham PT Bekasi Fajar Industrial Tbk (BEST) dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE).

Selain itu,MSCI memasukkan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dalam indeks Global Standard Index. MSCI pun mengeluarkan saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menilai saham PT Waskita Karya masuk indeks MSCI global standard itu cukup bagus lantaran mewakili sektor saham konstruksi. Apalagi fokus pemerintah Indonesia menggenjot infrastruktur akan berdampak ke sektor konstruksi.

"Jadi MSCI melihat prospek dan fundamental Waskita Karya sehingga masuk indeks saham MSCI," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (17/6/2016).

Sedangkan saham PT Garuda Indonesia Tbk masuk indeks saham MSCI itu, Satrio menilai lantaran kinerja fundamental PT Garuda Indonesia Tbk mulai membaik. Adapun saham PT Astra Agro Lestari Tbk keluar dari indeks saham itu lantaran kinerja tertekan.

Pada 2015, PT Astra Agro Lestari Tbk mencatatkan pendapatan bersih turun menjadi Rp 13,05 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,30 triliun. Laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi Rp 619,10 miliar pada 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,5 triliun. (Ahm/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya