Lobe Ali, Pejuang yang Diabaikan Pemerintah

Pejuang kemerdekaan kerap terabaikan dari perhatian pemerintah. Padahal, dari keringat mereka, rakyat Indonesia bisa menikmati kemerdekaan. Satu di antaranya Lobe Ali, pejuang kemerdekaan asal Mandailing Natal, Sumatra Utara.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Nov 2009, 19:13 WIB
Liputan6.com, Mandailing Natal: Pejuang kemerdekaan kerap terabaikan dari perhatian pemerintah. Padahal, dari keringat mereka, rakyat Indonesia bisa menikmati kemerdekaan. Setiap tahun peringatan Hari Pahlawan pun dihelat. Namun, kerap saja ada yang luput dari perhatian. Seperti Lobe Ali, pejuang asal Mandailing Natal, Sumatra Utara yang di usia senjanya masih membanting tulang untuk menyambung hidup.

Hingga kini, Lobe yang sudah berusia 93 tahun masih tegar bertahan hidup dengan bekerja sebagai pembuat parang. Hanya inilah keahliannya yang dapat mendatangkan uang. Pekerjaan yang cukup menguras tenaga ini terpaksa ia lakukan karena sebagai mantan pejuang dirinya tidak mendapat santunan bulanan dari pemerintah. Beruntung, pria berumur itu memiliki istri yang setia mendampinginya untuk tetap tinggal di rumah kecil berukuran 4 x 3 meter.

Lobe yang mengaku pernah melawan tentara Belanda dan menjadi Komandan Barisan Rakyat Indonesia sesekali memakai pakaian tentaranya untuk mengenang masa-masa perjuangan dulu. Ia pun masih menyimpan dokumen yang memberikan kesaksian bahwa Lobe adalah seorang pejuang. Kini hanya satu keinginan lobe, yaitu bertemu dengan presiden untuk menyampaikan harapannya. Simak selengkapnya di video.(ASW/ANS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya