Mind and Soul: Anak Adalah Apa yang Dipikirkan Orangtua

Semakin orangtua berpikir jelek terhadap anak, anak pun tumbuh menjadi sosok yang jelek pula.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Mei 2016, 21:30 WIB
Semakin orangtua berpikir jelek terhadap anak, anak pun tumbuh menjadi sosok yang jelek pula.

Liputan6.com, Jakarta Bukan tindakan yang tepat apabila orangtua terlalu sering membeberkan keburukan si kecil ke orang lain. Tanpa sadar Anda terus menanamkan hal yang buruk ke anak. Semakin Anda berpikir bahwa anak tidak seperti yang diharapkan, maka akan seperti itulah anak Anda di masa depan.

"Ketika orangtua berpikir buruk, maka energi negatif tersalur ke diri sang anak. Seakan-akan orangtua mendoakan anaknya selalu buruk. Apa yang mereka sampaikan berdasarkan proses berpikir mereka, sebab energi mengikuti pikiran," kata Founder Spirit of Life (SOUL) Bunda Arsaningsih di program Mind and Soul Liputan6.com pada Rabu (4/5/2016)

Menurut Bunda Arsaningsih, orangtua harus mampu berpikir positif, bagaimana pun sikap si Kecil. Mulai sekarang ubahlah cara pandang mereka terhadap anak. Jangan terlalu sering mengeluh bahwa anak tidak sesuai yang diharapkan. "Kurangilah mengeluh ke orang lain. Ibu atau bapak seharusnya berupaya menghargai apa pun yang bisa dicapai anak. Wajar kalau anak salah. Wajar juga kalau anak melakukan banyak hal yang kita tidak sukai," kata Bunda Arsaningsih menambahkan.

Tunjukkan sikap bahwa kita sebagai orangtua menerima kondisi mereka. Hargai apa yang mereka capai. Orangtua harus ingat, proses pembelajaran harus dimulai dari sebuah kesalahan. Kesalahan tidak berarti buruk, karena kesalahan bisa menjadi pembelajaran mereka untuk tumbuh menjadi individu yang lebih baik.

"Mulai sekarang, afirmasikan hal positif ke anak," kata Bunda Arsaningsih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya