RI Undang Panglima Malaysia dan Filipina Bahas Abu Sayyaf

Kondisi di perairan Sulu dan Sulawesi makin memprihatinkan akibat maraknya penyanderaan dari kelompok Abu Sayyaf.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 28 Apr 2016, 15:15 WIB
Menlu Retno Marsudi memberikan keterangan pers di Kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa (5/4). Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia dan Filipina sepakat keselamatan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf menjadi faktor utama. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi di perairan Sulu dan Sulawesi makin memprihatinkan. Penyanderaan di wilayah ini selama sebulan belakangan kerap terjadi.

Diduga kuat aksi kejahatan di perairan tersebut dilakukan milisi radikal, Abu Sayyaf.

Merespons kondisi tersebut, 3 negara yang berada di dekat perairan itu -- Indonesia, Filipina dan Malaysia -- segera mengambil tindakan.

Ketiga negara tersebut akan menggelar pertemuan trilateral. Konsep pertemuan tersebut adalah '2+2+2' antar Menlu dan Panglima Militer 3 negara.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir, pertemuan ini akan dilaksanakan di Gedung Pancasila, pada Kamis 5 Mei 2016.

"Bahwa pertemuan ini adalah inisiatif dari Bapak Presiden (Jokowi) untuk mengundang Menlu dan Panglima Militer (Filipina dan Malaysia) duduk bersama, membahas keamanan terkait banyaknya piracy di perairan Sulu dan Sulawesi," ucap pria yang kerap disapa Tata ini, Kamis (28/4/2016).

Tata berharap, di pertemuan 1 hari ini, akan ada kesepakatan konkret terkait kondisi keamanan di Laut Sulu dan Sulawesi. Sebab perairan itu merupakan wilayah perdagangan strategis yang keamanannya harus terjaga.

"Yang diharapkan juga dari pertemuan ini, agar kerjasama ekonomi tak terganggu karena peningkatan keamanan di wilayah itu," jelas dia.

"Salah satunya juga meningkatkan koordinasi dalam meningkatkan keamanan. Diharapkan pertemuan akan menghasilkan joint statement menegaskan komitmen meningkatkan keamanan di kawasan," pungkas Tata.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya