Harga Emas Turun Imbas Penguatan Dolar

Emas turun lebih dari 1 persen pada Kamis, karena dolar naik untuk hari ketiga dan saham dunia naik ke level tertinggi di 2016,

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 15 Apr 2016, 05:07 WIB
Aksi jual terjadi dan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi China membuat harga emas turun 0,5 persen menjadi US$ 1.153,60 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta Emas turun lebih dari 1 persen pada Kamis, karena dolar naik untuk hari ketiga dan saham dunia naik ke level tertinggi di 2016, dengan ketidakpastian atas prospek kebijakan moneter AS tahun ini menambah volatilitas.

Spot emas turun 1,3 persen pada US$ 1,226.06 per ounce pada 2:32 EDT (1832 GMT). Emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun 1,7 persen pada US$ 1,226.50.

Logam ini telah stabil setelahkenaikankuartalan terbesar dalam hampir 30 tahun, didorong oleh mundurnya harapan bahwa Federal Reserve akan mendorong beberapa kenaikan suku bunga tahun ini.

Emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga, yang mengangkat biaya kesempatan memegang aset non yield, namun meningkatkan dolar.

Presiden Fed Atlanta, Dennis Lockhart mengatakan potensi keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan menjadi "acara besar" meskipun tidak harus "menghentikan musik" pada potensi kenaikan suku bunga pada bulan Juni.

"Pedagang tidak mau menerima bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat," ujar Naeem Aslam, kepala strategi pasar di Ava Perdagangan dilansir dari Reuters, Jumat (15/4/2016).

"Sebagian besar berita buruk adalah faktor dalam dolar dan tampaknya mereka tidak dapat mendorong greenback lebih jauh. Hal ini berdampak pada harga emas."

Dolar naik 0,5 persen terhadap sekeranjang mata uang sebagai meningkatkan sentimen risiko mendorong investor memangkas posisi dalam mata uang berimbal hasil rendah, namun dikupas keuntungan setelah data harga konsumen Maret AS lebih lemah dari perkiraan.

Di antara logam mulia lainnya, paladium terdepan. Palladium naik 3,4 persen ke level US$ 561 per ounce, tertinggi sejak 4 April.

Sementara perak turun 0,4 persen ke level US$ 16,13 ounce, setelah menyentuh level tertingginya sejak akhir Oktober pada hari sebelumnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya